Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bangun Proyek Kereta Maya, Meksiko Temukan Situs Arkeologi Suci Ribuan Tahun Lalu

MEXICO CITY, KOMPAS.com - Penemuan pra-Hispanik baru berupa situs arkeologi suci ditemukan di sepanjang rute kontroversial Proyek Kereta Maya Meksiko yang akan menghubungkan negara bagian Yucatan, Quintana Roo, Campeche, Chiapas dan Tabasco.

Para arkeolog dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko mengumumkan menemukan 2.482 struktur, 80 kuburan, 60.000 pecahan keramik, dan 30 bejana lengkap.

Usia artefak bervariasi, dengan yang tertua berasal dari periode Pra Klasik Pertengahan yang dimulai pada 700 SM. Penemuan terbaru datang dari era Klasik Akhir, sekitar 1.400 tahun yang lalu.

Namun, para arkeolog tidak mengatakan apakah ada jasad yang terganggu atau dihancurkan oleh proyek kereta api, yang di beberapa tempat berada di sepanjang jalur rel yang ada.

Proyek "Kereta Maya" ditentang oleh banyak penduduk, karena rutenya akan dibangun melalui hutan hujan yang terletak di seluruh Semenanjung Yucatan.

Kereta Maya, atau Tren Maya dalam bahasa Spanyol, dirancang khusus untuk mengantar wisatawan ke tujuan populer di Semenanjung Yucatan.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mendorong proyek yang dimulai pada 2018, dengan harapan layanan dimulai pada 2024.

Namun melansir Daily Mail pada Jumat (22/10/2021), proyek tersebut belum memenangkan hati warga, yang melihatnya merusak lingkungan dan situs arkeologi suci.

Situs-situs arkeolog suci tersebut ditemukan di bentangan 140 mil pertama dari total jalur kereta sepanjang 950 mil, yang akan berjalan melingkar di sekitar Yucatan.

Jalur pertama itu membentang dari reruntuhan Maya di Palenque ke persimpangan jalan raya di Escarcega.

Para arkeolog mengatakan mereka menemukan mangkuk dan wadah kendi persembahan yang berasal dari zaman Praklasik (1000 SM–4 00 SM), hingga periode Klasik yang dimulai sekitar 25 M.

Wadah kendi diyakini membawa cairan berharga bagi bangsa Maya seperti cokelat.

Empat tahap pertama dari proyek kereta api berjalan melalui daerah-daerah yang mungkin sangat diduduki oleh bangsa Maya, yang membentuk kerajaan negara-kota yang luas di Yucatan dan Amerika Tengah antara 2000 SM dan 900 AD.

Keturunan mereka masih tinggal di semenanjung.

Jalur kelima dan keenam membentang di sepanjang pantai Karibia yang bertabur resor. Tetapi jalur ketujuh dan terakhir yang membentang di dekat situs reruntuhan hutan Calakmul juga dapat menghasilkan banyak penemuan.

Tidak ada laporan langsung yang tersedia, tentang berapa banyak artefak yang telah ditemukan di bagian lain dari sepanjang proyek ini.

Proyek kereta ini dimaksudkan untuk menghubungkan resor pantai Karibia ke bagian dalam semenanjung, dengan sebagian besar penduduk asli dan situs reruntuhan, dalam upaya untuk merangsang pembangunan ekonomi di sekitar 15 stasiunnya.

Pemerintah Meksiko mengatakan itu akan menelan biaya sebanyak 6,8 miliar dollar AS. Tetapi yang lain mengatakan itu biayanya akan jauh lebih banyak.

Kritikus mengatakan Lopez Obrador menabrak proses pembangunan proyek, tanpa studi yang memadai tentang dampaknya terhadap lingkungan, gua bawah tanah yang dikenal sebagai cenote, dan situs reruntuhan.

Beberapa ruas rute sudah memiliki rel, dan lembaga itu mengatakan beberapa artefak terganggu oleh konstruksi kereta api beberapa dekade yang lalu.

Tetapi rute lainnya adalah melalui medan hutan yang sensitif, meskipun akan paralel dengan jalan atau jalur transmisi yang ada. Bahkan di mana jalur kereta api lama ada, proyek ini akan membuat pembaruan rel dan membangun stasiun baru.

Beberapa komunitas Maya mengajukan tuntutan pengadilan terhadap proyek tersebut, dengan alasan akan menyebabkan kerusakan lingkungan.

Mereka juga mengaku tidak menerima konsultasi secara memadai tentang proyek "Kereta Maya" baru atau mereka tidak akan berbagi manfaatnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/25/063000170/bangun-proyek-kereta-maya-meksiko-temukan-situs-arkeologi-suci-ribuan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke