Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Israel Akan Bantu Bangun Gaza, jika Hamas Mau Damai

Menteri Luar Negeri, Yair Lapid, mengajukan proposal tersebut demi "menyudahi lingkaran kekerasan tanpa akhir, di Jalur Gaza” ketika militer Israel masih beradu tembakan roket dan rudal dengan Hamas di sepanjang akhir pekan kemarin.

Rencana itu melibatkan pembangunan infrastruktur dan layanan publik, serta jaringan keamanan sosial bagi warga Palestina di Gaza.

Lapid mengaku ingin membuktikan kepada penduduk di Gaza, bahwa strategi kekerasan oleh Hamas bertanggungjawab atas kondisi hidup penuh "kemiskinan, kelangkaan, kekerasan dan angka pengangguran yang tinggi, tanpa harapan,” kata dia, Minggu (12/9/2021).

Namun begitu dia memastikan tidak akan bernegosiasi secara langsung dengan Hamas. "Israel tidak berunding dengan organisasi teror yang ingin memusnahkan kami.”

Lapid akan mengambilalih jabatan perdana menteri dalam dua tahun ke depan sebagai bagian dari perjanjian rotasi dengan rekan koalisinya, Naftali Bennett.

Kebijakan koalisi lintas ideologi yang ditopang delapan partai politik, termasuk partai Arab, diyakini menjauh dari haluan bekas Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

"Sistem kelistrikan harus diperbaiki, saluran gas akan diperluas, instalasi penyulingan air asin akan dibangun, dan perbaikan signifikan terhadap sistem jaminan kesehatan, serta pembangunan ulang perumahan dan infrastruktur transportasi juga akan dikerjakan,” janjinya.

Diplomasi damai oleh Mesir

Jika fase pertama telah rampung, Gaza akan mengalami pembangunan pulau buatan di lepas pantainya sebagai lokasi pelabuhan peti kemas, serta sambungan transportasi langsung ke Tepi Barat Yordan.

"Sebagai gantiya, Hamas harus berkomitmen untuk tidak menggangu Israel dalam jangka panjang,” imbuh Lapid, yang menegaskan peran sentral dunia internasional dalam rencananya itu.

"Hal ini tidak akan berhasil tanpa dukungan Mesir, dan kemampuan mereka untuk berdialog dengan semua pihak yang terlibat.”

Kairo sibuk terlibat mendamaikan Gaza sejak putaran pertama konflik, Mei silam. Belum lama ini, Presiden Abdel Fattah El Sisi menjamu Raja Yordania, Abdullah II, dan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk berunding di Kairo.

Saat ini pun, Perdana Menteri Bennett sedang melawat ke Kairo untuk bertemu El Sisi. Kunjungan kepala pemerintahan Israel pertama ke Mesir sejak satu dekade itu dikabarkan mengagendakan isu Palestina dan hubungan bilateral antara kedua negara.

Gencatan senjata yang dimediasi Mesir antara Israel dan Hamas, pupus sejak beberapa pekan terakhir. Hanya beberapa jam setelah pidato Lapid di Herzliya, kelompok militan itu meluncurkan roket ke kawasan selatan Israel, klaim militer di Yerusalem.

Serangan itu dijawab dengan serangan udara terhadap empat kompleks Hamas dan sebuah terowongan di Gaza.

Israel mengklaim rencana damai di Gaza sudah dibahas dengan "mitra-mitra kami di dunia Arab,” serta Amerika Serikat, Rusia dan Uni Eropa. "Jika rencana ini mendapat dukungan luas, saya akan usulkan agar diumumkan sebagai kebijakan resmi pemerintah,” kata Lapid.

Tapi semua itu bergantung kepada kepatuhan Hamas untuk tidak menyerang Israel. "Setiap bentuk pelanggaran oleh Hamas akan menghentikan proses pembangunan,” ancamnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/14/120655470/israel-akan-bantu-bangun-gaza-jika-hamas-mau-damai

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke