Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AS Kerahkan Puluhan Pesawat Tempur untuk Kawal Penarikan Pasukan dari Afghanistan

KABUL, KOMPAS.com - Amerika Serikat mengerahkan puluhan pesawat tempur untuk kawal pasukan AS dan koalisi yang ditarik mundur, saat Taliban meningkatakan tekanan terhadap pasukan pemerintah Afghanistan.

Jenderal Mark Milley, Kepala Staf Gabungan, mengatakan AS mengerahkan pesawat tempur F-18 dan 6 unit pesawat pengebom B-25 telah ditambahkan dalam paket kekuatan pertahanan udara.

Dalam pertahanan laut, AS mengerahkan kapal induk USS Dwight D Eisenhower di Laut Arab Utara.

Paket pertahanan udara dan laut dikerahkan bersama dengan ratusan Army Rangers, untuk mengamankan penarikan pasukan AS di Afghanistan, seperti yang dilansir dari The Guardian pada Jumat (7/5/2021).

Para pejabat AS mengatakan sebelum penarikan dimulai, mereka telah memperkirakan Taliban akan berusaha untuk ikut campur.

Salah satunya dengan terus menekan pasukan pemerintah Afghanistan, terutama di provinsi Helmand dan Kandahar di Afghanistan selatan.

"Masih ada tingkat serangan kekerasan yang berkelanjutan" oleh Taliban terhadap pasukan keamanan pemerintahan Afghanistan, kata Milley yang berbicara di samping Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, pada konferensi pers di Pentagon.

Milley mengatakan tidak ada serangan terhadap AS atau pasukan koalisi sejak mereka mulai menarik diri dari tanah Afghanistan pada awal Mei.

Baik Milley dan Austin adalah seorang pensiunan jenderal angkatan darat, adalah veteran perang di Afghanistan.

"Mereka sedang berjuang untuk negara mereka sendiri sekarang. Tidak ada kesimpulan yang sudah pasti, jika dalam perkiraan militer profesional saya sebelumnya, bahwa Taliban secara otomatis menang dan Kabul jatuh, atau prediksi mengerikan semacam itu," jelas Milley.

Namun, saat ini menurutnya, “Ada kemampuan militer yang signifikan di pemerintah Afghanistan. Kita harus melihat bagaimana hasilnya.”

Milley mengatakan Pentagon sedang mempertimbangkan opsi untuk dukungan lanjutan terhadap pasukan pemerintah Afghanistan, setelah penarikan pasukan selesai. Misalnya, melatih pasukan keamanan Afghanistan di negara lain.

Bantuan lanjutan kepada pasukan Afghanistan akan mendesak Kongres AS untuk mengesahkan anggaran, yang telah berada di kisaran 4 miliar dollar AS (Rp ) setahun selama bertahun-tahun, dan mungkin memberikan dukungan pemeliharaan pesawat dari jarak jauh dari negara lain.

“Kami belum menemukan jawabannya 100 persen,” ujar Milley.

Milley mengatakan angkatan udara Afghanistan adalah pusat strategi untuk menahan Taliban, tetapi daya tahan pesawat-pesawat itu diragukan.

Inspektur jenderal khusus AS untuk rekonstruksi Afghanistan mengatakan dalam laporan pada 30 April bahwa tanpa dukungan asing yang berkelanjutan, maka tidak ada pesawat angkatan udara Afghanistan yang dapat dipertahankan dalam pertempuran yang efektif selama lebih dari beberapa bulan.

Austin mengakui bahwa menahan Taliban tanpa dukungan Amerika di lapangan "akan menjadi tantangan" bagi rakyat Afghanistan.

"Kami berharap pasukan keamanan Afghanistan akan memainkan peran utama dalam menghentikan Taliban," lanjut Austin.

Dia menegaskan bahwa pasukan pemerintah Afghanistan melancarkan serangan balik pekan ini terhadap Taliban di Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand, dan bahwa mereka "berkinerja cukup baik".

Presiden AS Joe Biden bulan lalu mengumumkan bahwa semua pasukan Amerika akan mundur dari Afghanistan pada 11 September.

Sekutu NATO mengatakan mereka akan melakukan hal yang sama. Austin mengatakan "penarikan akan berjalan sesuai rencana".

Pentagon mengatakan ada sekitar 2.500 tentara AS di sana dalam beberapa bulan terakhir.

Milley mengatakan dalam sebuah wawancara akhir pekan lalu bahwa totalnya meningkat menjadi 3.300, jika pasukan operasi khusus dihitung.

Komandan militer mengatakan bahwa pasukan tambahan akan dikerahkan sementara untuk membantu keamanan dan logistik penarikan pasukan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/07/160347970/as-kerahkan-puluhan-pesawat-tempur-untuk-kawal-penarikan-pasukan-dari

Terkini Lainnya

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke