Ayatollah Abbas Tabrizian melontarkan ujaran homofobia itu di kanal Telegram, di mana dia mempunyai 210.000 pengikut.
"Jangan dekat-dekat dengan orang yang mendapat vaksin Covid-19. Mereka sudah berubah jadi homoseksual," kata Ayatollah Tabrizian.
Ini bukan pertama kalinya ulama yang berasal dari Qom itu mengejek obat-obatan yang dikembangkan oleh negara Barat.
Sebelumnya, dia pernah disorot setelah membakar buku Harrison's Manual of Medicine karena dia anggap "tidak relevan".
Komentar Ayatollah Tabrizian soal vaksin virus corona tak pelak mendapatkan kecaman, bahkan dari sesama warga Iran.
Sheina Vojoudi kepada The Jerusalem Post mengatakan, Tabrizian mengomentari sebuah isu dengan mengaitkan ke seksualitas.
"Ulama di Iran mengalami kekurangan baik di pengetahuan maupun kemanusiaan," ulas Vojoudi yang merupakan pembangkang Teheran.
Vojoudi menuding seperti dikutip Daily Star Senin (8/2/2021), tujuan dari Ayatollah Tabrizian adalah menyebarkan ketakutan supaya orang takut divaksinasi.
Karena itu, rezim yang berkuasa bisa mendapat vaksin dari Pfizer, dan berdalih mereka tak bisa menyediakan karena tak percaya Barat.
Aktivis HAM asal Inggris Peter Tatchell menyatakan, Ayatollah Tabrizian menggabungkan ketidatahuan ilmiah dan seruan homofobia.
Tatchell berkata, si ulama sudah menebarkan rasa benci baik program vaksin Covid-19 dan LGBTQ tanpa menyodorkan bukti ucapannya.
"Dengan membuat publik takut dan menentang vaksin virus corona, Tabrizian makin memperparah wabah dan membuat warga makin dalam bahaya," kecamnya.
Tatchell melanjutkan, Ayatollah Tabrizian adalah tipikal pemimpin agama yang mengambinghitamkan LGBTQ daripada berusah mencari tahu kebenarannya.
Ribuan orang gay diyakini sudah dieksekusi di Iran sejak revolusi 1979, termasuk eksekusi terbaru pada 2019.
https://www.kompas.com/global/read/2021/02/09/110730370/ulama-iran-ini-sebut-penerima-vaksin-covid-19-berubah-jadi-homoseksual