Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[Cerita Dunia] Terciptanya Guillotine oleh Dua Dokter Bedah

Penemu konsepnya adalah dokter asal Perancis bernama Joseph-Ignace Guillotin. Namun, ia tidak mendesain guillotine dan tidak pernah mengoperasikannya.

Menurut artikel Forbes pada 3 November 2020, Guillotin hanya menuntut reformasi hukuman mati agar bisa berjalan lebih cepat.

Guillotin sendiri adalah salah satu dokter paling terkemuka di Perancis. DIa punya pengaruh besar dan aktif secara politik.

Sebenarnya Guillotin ingin menghapus hukuman mati, tetapi ia sadar upayanya akan sia-sia di Eropa abad ke-18. Akhirnya dia menganjurkan reformasi tentang hukuman mati.

Sosok Guillotin sangat populer pada masanya. Dia termasuk di antara deputi yang dipanggil ke Estates-General pada 1789, tahun dimulainya revolusi.

Estates-General setara dengan parlemen atau kongres, tetapi tidak punya wewenang membuat atau mencabut undang-undang.

Dewan tersebut hanya rapat ketika raja memanggil, dan pada dasarnya bertugas sebagai komite penasihat.

Pada Oktober 1789 Guillotin mengajukan proposal ke Majelis Nasional, menyerukan para deputi agar mereformasi cara Perancis mengeksekusi penjahat.

Pangkal persoalannya adalah durasi eksekusi. Dengan dipenggal memakai alat, Guillotin berpendapat proses itu tidak akan menimbulkan rasa sakit.

Akan tetapi, saat itu Guillotin tidak punya gambaran bagaimana cara memenggal cepat, desain alat, atau cara membuatnya.

Dekade 1780-an Perancis masih membakar beberapa narapidana di tiang pancang atau menggantung mereka.

Metode gantung lebih jamak dipakai, tetapi biasanya memakan waktu beberapa menit karena terpidana mati bakal tersedak sampai tewas.

Ide Guillotin tadi kemudian diwujudkan oleh dokter bedah lainnya bernama Antoine Loiuis, yang bekerja sama dengan pengadilan kriminal dan pembuat alat musik harpischord.

Konsep guillotine sebenarnya tidak benar-benar baru, karena negara lain ada yang sudah mengadopsi cara kerja alatnya.

Setidaknya pada 1280-1650 pengadilan Inggris menggunakan alat yang disebut Halifax Gibbet untuk memenggal kepala penjahat. Bentuknya mirip guillotine, hanya saja berbeda karena memakai kapak, bukan pisau lurus.

Pengadilan di Edinburgh, Skotlandia, juga memakai alat serupa yang disebut Maiden sekitar 1560-1710.

Louis lalu mempresentasikan rancangannya ke Majelis Nasional pada Maret 1792, bulan yang sama ketika reformasi Guillotin menjadi hukum nasional.

Majelis Nasional pun tidak membuang waktu, guillotine langsung melakoni "debutnya" pada 25 April 1792. Alat itu terus dipakai sampai hampir 200 tahun kemudian.

Eksekusi terakhir guillotine terjadi pada 1977 ketika Perancis mengeksekusi seorang pria karena kasus penculikan dan pembunuhan mantan pacarnya.

Pengadilan Perancis memang mengeksekusi seorang dokter bernama Guillotin dengan guillotine sekitar pergantian abad ke-19, tetapi orang yang dipenggal bernama Dr JMV Guillotin dari Lyon, bukan Dr JI Guillotin dari Saintes.

Guillotin pencetus konsep guillotine mengembuskan napas terakhirnya di rumah pada 1814 di usia 75 tahun.

Guillotine tidak membunuh Guillotin, tetapi alat itu mencoreng citranya sebagai reformis hukuman mati.

Dengan namanya yang melekat di alat itu, sulit bagi Guillotin untuk memperjuangkan berakhirnya hukuman mati.

Keluarganya lalu mengajukan petisi ke Pemerintah Perancis untuk secara resmi mengubah nama alat itu, tetapi permintaannya ditolak.

Hanya Jerman yang mengganti namanya, yaitu menjadi fallbeil atau kapak jatuh.

Akhirnya keluarga Guillotin yang mengalah, dengan mengubah namanya sendiri untuk lepas dari bayang-bayang alat sadis tersebut yang menjadi cerita dunia bersejarah.

https://www.kompas.com/global/read/2021/02/06/224356270/cerita-dunia-terciptanya-guillotine-oleh-dua-dokter-bedah

Terkini Lainnya

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke