Kementerian dalam negeri seperti dikutip SPA menyatakan, otoritas memutuskan mencabut langkah pencegahan demi menangkal varian baru virus corona.
Sejauh ini, Saudi mencatatkan lebih dari 363.000 kasus dan 6.200 korban meninggal karena Covid-19, dan menjadi statistik tertinggi di negara Teluk.
Meski begitu seperti diberitakan AFP Minggu (3/1/2020), Arab Saudi juga mencatatkan angka kesembuhan pasien Covid-19 yang tinggi.
Pada 21 Desember, Riyadh memutuskan menutup negaranya dan melarang penerbangan internasional untuk mencegah varian baru virus corona.
Selain Saudi, negara Teluk lainnya seperti Oman dan Kuwait juga menerapkan langkah serupa, dan turut mencabutnya baru-baru ini.
Meski membuka perbatasan, Saudi masih melarang setiap pelancong yang datang dari Inggris, Afrika Selatan, maupun negara yang melaporkan kasus varian baru Covid-19.
Warga asing yang kedapatan datang dari negara yang melaporkan kasus varian baru harus singgah di tempat lain selama 14 hari, dan diwajibkan menunjukkan hasil tes negatif.
Sementara warga Saudi yang datang dari negar terinfeksi galur baru masih boleh masuk. Namun harus diisolasi selama 14 hari, dan bersedia dites.
Desember lalu, Arab Saudi menjadi salah satu negara Teluk yang menggelar vakasinasi massal menggunakan vaksin dari Pfizer-BioNTech.
https://www.kompas.com/global/read/2021/01/03/160039170/ditutup-2-pekan-karena-covid-19-arab-saudi-buka-negaranya-lagi