ABUJA, KOMPAS.com - Ekstremis Boko Haram menewaskan sedikitnya 11 orang, membakar berbagai gedung-gedung tanpa pandang bulu dalam serangan mengejutkan pada Malam Natal di Nigeria.
Orang-orang fanatik dengan truk dan sepeda motor menyerang sebuah desa yang didominasi warga beragama Kristen di negara bagian Borno, dengan menembak "tanpa pandang bulu" dan membakar gedung-gedung, kata seorang pemimpin milisi setempat.
Serangan itu terjadi setelah para ekstremis yang terkait dengan ISIS itu mengaku bertanggungjawab atas penculikan lebih dari 300 anak laki-laki dari sebuah sekolah.
Boko Haram dipimpin oleh Abubakar Shekau yang gila dan yang memiliki inti doktrin yang menyesatkan, tentang penentangannya yang keras terhadap pendidikan gaya Barat.
Badan keamanan dalam beberapa hari terakhir telah memperingatkan peningkatan risiko serangan selama musim liburan.
Di banyak wilayah Nigeria, ada banyak komunitas menggunakan warga bersenjata atau milisi, yang bekerja bersama tentara, untuk membela diri.
"Para teroris membunuh 7 orang, membakar 10 rumah, dan menjarah persediaan makanan yang akan dibagikan kepada penduduk untuk merayakan Natal," kata pemimpin milisi keamanan Abwaku Kabu seperti yang dilansir dari The Sun pada Jumat (25/12/2020).
Pemimpin komunitas lokal Ayuba Alamson menambahkan, "Empat mayat lebih telah ditemukan di semak-semak terdekat oleh sukarelawan pencarian dan penyelamatan."
"Hasil perncarian telah memindahkan jumlah korban tewas menjadi 11 orang," lanjut Alamson.
Namun, jumlah korban tewas bisa meningkat karena penduduk desa melarikan diri ke semak-semak dan beberapa orang masih belum ditemukan.
Para penyerang yang berkendara dari daerah kantong hutan Sambisa yang berdekatan dengan kelompok itu juga menjarah persediaan medis dari rumah sakit sebelum membakarnya.
Desa itu terletak hanya 12 mil (19,3 kilometer) dari Chibok, tempat Boko Haram menculik lebih dari 200 siswi pada 6 tahun lalu.
Para gadis itu dipaksa masuk Islam dan menikahi ekstremis Boko Haram dengan "harga pengantin" sebesar £ 4 (Rp 75.541).
Setelah serangan terakhir, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan bahwa pemerintahannya "pantang menyerah dalam menghadapi pemberontakan Boko Haram".
Boko Haram bermunculan di timur laut Nigeria sekitar satu dekade lalu dan 36.000 orang telah tewas dan sekitar 2 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka sebagai akibatnya.
Kekerasan telah menyebar ke negara tetangganya, yaitu Niger, Chad dan Kamerun, sehingga mendorong negara-negara kawasan untuk membentuk koalisi militer untuk melawan para ekstremis yang haus darah.
Pada November 2020, itu terkait dengan serangan yang memuakkan di mana 43 petani dan nelayan dibantai dengan kejam dan beberapa dipenggal.
https://www.kompas.com/global/read/2020/12/27/221452270/boko-haram-bunuh-11-orang-bakar-gedung-gedung-tanpa-pandang-bulu-di-malam