Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemimpin Oposisi Rusia Yakin Putin Tahu Operasi Meracuninya

BERLIN, KOMPAS.com - Tokoh oposisi Rusia, Alexey Navalny mengatakan dia yakin Presiden Vladimir Putin tahu operasi bayangan yang dilakukan agen elit Rusia sebelum dia diracuni.

"Saya benar-benar yakin Putin telah mengetahuinya," kata Navalny, saat wawancara dengan Christiane Amanpour dari CNN pada Selasa (15/12/5050).

"Operasi dengan keterampilan seperti itu dan untuk waktu yang lama tidak dapat dilakukan tanpa keputusan dari kepala (Dinas Keamanan Rusia) FSB, Tuan Bortnikov. Dan dia tidak akan pernah berani melakukannya tanpa perintah langsung dari Presiden Putin."

Kelompok antikorupsi Rusia bereaksi terhadap penyelidikan oleh kelompok Bellingcat dan bergabung dengan CNN, yang menyimpulkan bagaimana unit FSB mengikuti timnya selama perjalanan Agustus ke Siberia.

Investigasi menemukan bahwa dua tim yang terdiri dari lima atau enam agen dikerahkan dalam perjalanan Navalny di Siberia pada Agustus 2020, termasuk orang-orang yang berspesialisasi dalam racun saraf.

Pemerintah Rusia belum menanggapi laporan tersebut, meskipun Kremlin sebelumnya telah membantah terlibat dalam kasus keracunan Alexey Navalny.

Investigasi CNN  dan Bellingcat juga menemukan bahwa tim FSB telah mengikuti tim Navalny dalam lebih dari 30 perjalanan ke dan dari Moskow sejak 2017.

Pimpinan oposisi Rusia, Alexey Navalny berharap penyelidikan oleh Bellingcat dan CNN akan mengarah pada serangkaian sanksi keras terhadap elit di sekitar Putin.

Sejauh ini dia kecewa dengan tanggapan Amerika Serikat. "Presiden Trump ditanya tentang itu dan dia berkata, mari kita bicarakan ini nanti," kata Navalny kepada CNN sambil mengangkat bahu.

Di bawah undang-undang AS, jika muncul informasi yang meyakinkan bahwa negara asing telah menggunakan senjata kimia, pemerintah wajib menerapkan berbagai sanksi, termasuk sanksi impor dan ekspor.

Terlepas dari risikonya, Navalny berencana untuk kembali ke Rusia segera setelah dokternya menjelaskan semuanya.

"Saya akan kembali dan saya akan kembali karena saya seorang politikus Rusia. Saya milik negara ini," katanya.

"Saya memahami keseluruhan operasi ini dilakukan sekarang. Saya tidak akan pernah memberi Putin hadiah dengan membiarkan tindakannya itu."

Pembalasan untuk FSB

Sebelumnya, lebih dari seminggu setelah Navalny dibawa ke rumah sakit Charité Berlin, masih dalam keadaan koma, Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan hasil lab menunjukkan "tanpa keraguan" bahwa keracunan itu adalah "percobaan pembunuhan dengan zat racun saraf."

Uni Eropa kemudian menjatuhkan sanksi kepada beberapa pejabat senior, termasuk Direktur FSB, Aleksandr Bortnikov.

Ia dinyatakan bertanggung jawab untuk memberikan dukungan kepada orang-orang yang melakukan atau terlibat dalam keracunan Navalny.

CNN tidak dapat memastikan dengan pasti bahwa unit yang bermarkas di Jalan Akademika Vargi-lah yang meracuni Navalny dengan Novichok pada malam 19 Agustus.

Tetapi aktivitasnya pada bulan Juli dan Agustus menunjukkan bahwa tindakan Eropa terhadap Bortnikov dan pejabat senior lainnya tidak salah tempat.

Baik Kremlin dan dinas keamanan Rusia telah berulang kali membantah peran apa pun dalam keracunan Navalny.

"Untuk mengatakan bahwa di wilayah Rusia, terdapat produksi atau persediaan racun tingkat militer tentu saja adalah disinformasi," kata kepala dinas intelijen luar negeri Rusia, Sergei Naryshkin, pada 15 September.

CNN mendekati Kremlin dan FSB tentang penyelidikan tersebut. Juru bicara Putin menolak berkomentar. Tidak ada tanggapan yang diterima dari FSB.

Pada hari Senin, CNN mengunjungi rumah Tayakin, yang memantau komunikasi tim racun tersebut saat Navalny berada di Siberia. Ketika ditanya apakah dia terlibat dengan unit tersebut, dia tiba-tiba menutup pintu tanpa berkomentar.

Pejabat dan media Rusia telah mengajukan lusinan skenario untuk menjelaskan keracunan Navalny.

Mereka menuding hal itu mungkin dilakukan di pesawat yang membawanya ke Jerman. Salah satu teori favorit media pemerintah adalah bahwa Pevchikh bertanggung jawab. Dia disebut bekerja untuk intelijen Inggris dalam upaya mencemarkan nama baik pemerintah Rusia.

Pevchikh membantah tuduhan tersebut.

Pada hari Jumat, Putin mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia Rusia bahwa, meskipun tidak perlu membuka penyelidikan kriminal setiap kali seseorang hampir mati, dia telah meminta jaksa untuk menyelidiki kasus Navalny.

Putin mengatakan, analis Rusia sedang melihat materi yang tersedia untuk mereka. Namun akses terhadap analis itu diblokir.

"Spesialis kami siap melakukan perjalanan ke luar negeri - ke Prancis, Jerman, dan Belanda - untuk menemui spesialis yang mengklaim bahwa agen perang beracun telah ditemukan di sana," kata Putin.

"Tidak ada yang mengundang kita. Kita mengundang mereka ke kita. Mereka tidak mendatangi kita."

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/16/103116370/pemimpin-oposisi-rusia-yakin-putin-tahu-operasi-meracuninya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke