MAIDGURI, KOMPAS.com - Tersangka anggota kelompok militan Boko Haram telah menewaskan setidaknya 40 petani dan nelayan di Nigeria, Sabtu (28/11/2020).
Para petani itu diserang dan dibunuh ketika sedang memanen hasil tanaman mereka di bagian utara negara bagian Borno, lapor pejabat setempat dikutip Associated Press (AP).
Angka kematian akibat serangan itu, diperkirakan berjumlah sekitar 60 orang.
Serangan yang terjadi pada Sabtu di Garin Kwashebe bersamaan dengan agenda warga memberikan hak pilih mereka pertama kalinya dalam 13 tahun untuk memilih dewan lokal, meskipun banyak yang tidak ikut memberikan suara mereka.
Para petani dilaporkan ditangkap dan dibunuh oleh kelompok militan bersenjata itu sebagai pembalasan karena menolak membayar pada militan yang memeras mereka.
Seorang pemimpin asosiasi petani, Malam Zabaramari mengonfirmasi pembantaian itu kepada AP, mengatakan setidaknya 40 sampai 60 orang terbunuh.
Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari menyatakan kedukaannya atas pembantaian tersebut. Dia mengutuk peristiwa itu dan menyatakan bahwa itu adalah serangan teroris.
"Seluruh negeri terluka oleh pembunuhan yang tidak masuk akal ini," ungkap Buhari.
Buhari mengatakan pemerintahannya telah memberikan angkatan bersenjata semua yang dibutuhkan untuk melakukan hal-hal yang dianggap perlu dalam melindungi populasi dan teritorial negaranya.
Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Nigeria, Ahmed Satomi yang mewakili daerah pemilihan Federal Jere di Borno mengatakan sedikitnya 44 penguburan telah berlangsung hari Minggu.
“Para petani dan nelayan dibunuh dengan [pembunuh] berdarah dingin. Lebih dari 60 petani terdampak, tetapi sejauh ini kami baru menerima 44 mayat dari pertanian.”
Boko Haram dan faksi yang memisahkan diri, Negara Islam Provinsi Afrika Barat, keduanya aktif di wilayah tersebut.
Pemberontakan Boko Haram selama lebih dari satu dekade telah menyebabkan ribuan orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengungsi.
Penyebab serangan dan pembantaian
Rupanya, para penduduk desa kerap diperas dengan wajib membayar pajak ilegal atau diambil ternak dan hasil panen mereka secara paksa.
Biasanya, para warga menaati pemerasan itu namun belakangan ini para penduduk mulai berani menolak.
Satomi menjelaskan bahwa para petani yang dibantai di Garin Kwashebe sebelumnya telah berhasil melucuti senjata dan menangkap salah satu anggota militan Boko Haram pada Jumat lalu.
"Seorang pria bersenjata yang merupakan anggota Boko Haram datang mengganggu para petani dan memerintahkan mereka untuk memberinya uang juga memasakkan makanan untuknya. Ketika pria itu menunggu makanan dimasak, pria itu pergi ke toilet. Para petani memanfaatkan momen itu dengan melangkah ke toilet, merampas senjata pria itu dan mengikatnya."
“Mereka kemudian menyerahkannya kepada pihak keamanan. Namun sayangnya, aparat keamanan tidak melindungi para petani pemberani. Dan sebagai pembalasan karena keberanian mereka, Boko Haram bergerak dan datang untuk menyerang mereka di pertanian mereka."
Tak hanya membantai para petani, kelompok anggota militan Boko Haram juga sempat membakar sawah sebelum mereka pergi.
https://www.kompas.com/global/read/2020/11/30/114633670/pembantaian-petani-oleh-militan-boko-haram-sekitar-40-orang-tewas