Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jaga Perdamaian di Nagorno-Karabakh, Rusia Terjunkan Pasukan Penjaga Perdamaian

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mulai mengerahkan hampir 2.000 personel peacekeepers alias pasukan penjaga perdamaian ke wilayah sengketa Nagorno-Karabakh pada Selasa (10/11/2020).

Pengerahan pasukan tersebut dilakukan setelah Armenia dan Azerbaijan menandatangani pakta untuk mengakhiri pertempuran di wilayah tersebut.

Pasukan yang dikirim Rusia tersebut rinciannya adalah1.960 personel peacekeepers, 90 kendaran pengangkut personel lapis baja, dan 380 kendaraan ke wilayah tersebut.

Di Nagorno-Karabakh, Azerbaijan memperoleh keuntungan teritorial besar dalam pertempuran sengit selama satu setengah bulan terakhir.

Perjanjian tersebut memicu kegembiraan dan perayaan di Azerbaijan dan sebaliknya memicu kemarahan di Armenia sebagaimana dilansir dari Deutsche Welle.

Massa di Armenia turun ke jalan, menyerbu gedung-gedung pemerintah, dan mengecam para pemimpin mereka atas kerugian di wilayah tersebut.

Armenia dan Azerbaijan mulai berselisih ihwal wilayah Nagorno-Karabakh sejak Uni Soviet runtuh pada awal dekade 1990-an.

Setelah pakta tersebut ditandatangani, Azerbaijan akan mempertahankan kendali atas daerah-daerah yang direbut dalam pertempuran, termasuk kota utama Shusha.

Di sisi lain, Armenia menyetujui kerangka waktu untuk mundur dari sebagian besar wilayah Nagorno-Karabakh.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menyebut perjanjian itu menyakitkan baginya dan bagi rakyatnya.

Sementara itu, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan pakta tersebut sama dengan tanda menyerah dari pihak Armenia.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Ankara dan Moskwa akan bersama-sama mengawasi gencatan senjata di Nagorno-Karabakh

Menjaga Perdamaian

Kesepakatan itu terjadi setelah militer Rusia melaporkan salah satu helikopternya ditembak jatuh di wilayah Armenia di dekat perbatasan dengan Azerbaijan.

Rusia melaporkan peristiwa tersebut pada Senin (9/11/2020) dan menambahkan dua personelnya tewas akibat serangan tersebut.

Militer Azerbaijan lalu mengatakan pihaknya yang telah menembak jatuh helikopter tersebut dan meminta maaf kepada Rusia.

Rusia sendiri telah memelihara hubungan yang dekat baik dengan Armenia maupun Azerbaijan sejak Uni Soviet runtuh.

Sementara itu, pihak militer Armenia melaporkan bahwa ketenangan relatif dipertahankan mulai pukul 6.00 pagi waktu setempat.

"Operasi tempur aktif di seluruh garis depan ditangguhkan," kata militer Armenia melalui sebuah pernyataan.

Pertempuran terbaru di Nagorno-Karabakh meletus pada akhir September. Lebih dari 1.400 orang telah dipastikan tewas, termasuk puluhan warga sipil.

Juru Bicara Sekeretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan Guterres lega bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk penghentian permusuhan.

"Kami sangat berterima kasih kepada pihak berwenang Rusia atas apa yang telah mereka lakukan," kata Dujarric.

"Rasa lega sebenarnya tentang harapan bahwa ini akan mengakhiri penderitaan warga sipil," sambungnya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/11/084004770/jaga-perdamaian-di-nagorno-karabakh-rusia-terjunkan-pasukan-penjaga

Terkini Lainnya

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

Global
Demo Perang Gaza di Kampus AS, 'Deja Vu' Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Demo Perang Gaza di Kampus AS, "Deja Vu" Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Global
Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan Senin Ini

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan Senin Ini

Global
Sejarah dan Pentingnya Hari Kebebasan Pers Sedunia

Sejarah dan Pentingnya Hari Kebebasan Pers Sedunia

Internasional
Rangkuman Hari Ke-802 Serangan Rusia ke Ukraina: Roket dan Drone Tewaskan 2 Orang | Desa Ocheretyne Lepas

Rangkuman Hari Ke-802 Serangan Rusia ke Ukraina: Roket dan Drone Tewaskan 2 Orang | Desa Ocheretyne Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke