Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perang Mendekati Wilayah Armenia, Yerevan Minta Bantuan Rusia

YEREVAN, KOMPAS.com – Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan secara resmi telah meminta bantuan Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah konfliknya dengan Azerbaijan.

Pashinyan meminta Putin untuk memulai konsultasi "mendesak" mengenai bantuan keamanan dalam konflik tersebut.

Pengumuman itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Armenia, Sabtu (31/10/2020), sebagaimana dilansir dari Al Arabiya.

Pengumuman tersebut muncul setelah Armenia dan Azerbaijan gagal menyetujui gencatan senjata terbaru dalam konflik Nagorno-Karabakh selama pembicaraan di Jenewa, Swiss, pada Jumat (30/10/2020).

Rusia sendiri memiliki pangkalan militer di Armenia dan memiliki perjanjian pertahanan dengan Yerevan yakni Pakta Pertahanan Kolektif (CSTO).

"Perdana Menteri Armenia telah meminta presiden Rusia untuk memulai konsultasi mendesak dengan tujuan menentukan jenis dan jumlah bantuan yang dapat diberikan Federasi Rusia kepada Armenia untuk memastikan keamanannya," kata Kementerian Luar Negeri Armenia dalam sebuah pernyataan.

Di sisi lain, Rusia sebelumnya mengatakan bahwa pakta pertahanannya dengan Armenia tidak meluas ke wilayah Nagorno-Karabakh.

Tetapi Pashinyan, dalam suratnya kepada Putin, mengatakan bahwa aroma peperangan semakin dekat dengan perbatasan Armenia.

Dalam surat tersebut, dia juga mengatakan bahwa sekutu Azerbaijan, Turki, telah mendukung Baku.

Dia meminta bantuan Moskwa lalu menyerukan hubungan dekat kedua negara dan perjanjian 1997 tentang persahabatan, kerja sama, dan bantuan timbal balik.

Azerbaijan dan Armenia telah terlibat dalam pusaran konflik atas wilayah Nagorno-Karabakh sejak awal 1990-an.

Ketika konflik kedua negara meletus pada waktu itu, sebanyak 30.000 orang dilaporkan telah tewas hingga akhirnya kedua negara menyepakati gencatan senjata beberapa tahun kemudian.

Lalu, konflik terbaru pecah pada 27 September yang membuat Azerbaijan dan Armenia saling jual beli tembakan hingga sekarang.

Pertempuran antara kedua negara terus berlanjut meskipun dunia internasional berulang kali menyerukan kedua belah pihak untuk melakukan gencatan senjata.

Pihak yang bertikai sebenarnya telah tiga kali menyetujui gencatan senjata selama pembicaraan yang dimediasi oleh Rusia, Perancis, dan Amerika Serikat (AS).

Namun ketiga kesepakatan gencatan senjata dengan cepat batal dan pertempuran kembali berlangsung.

Lebih dari 1.200 orang dari kedua belah pihak dilaporkan tewas sejak pertempuran dimulai. Tapi jumlah korban tewas sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/31/171722070/perang-mendekati-wilayah-armenia-yerevan-minta-bantuan-rusia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke