Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Paus Fransiskus Bertemu dengan Kardinal George Pell yang Bebas dari Penjara

VATIKAN, KOMPAS.com - Paus Fransiskus bertemu dengan Kardinal Australia George Pell pada Senin (12/10/2020), untuk pertama kalinya sejak dia dipenjara dan kemudian dibebaskan, atas tuduhan pelecehan seksual terhadap anak.

Paus Fransiskus, seorang pembela keras praduga tak bersalah ini, mengadakan audiensi pribadi dengan Pell, saat kembali ke Roma bulan lalu setelah pembebasannya, kata Vatikan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut seperti yang dilansir dari AFP pada Senin (12/10/2020).

Meski pun, reuni antara kepala Gereja Katolik Roma dan orang yang pernah ia tunjuk sebagai tsar antikorupsi tepercaya terjadi seperti yang diharapkan, tidak jelas apakah Pell akan dipercayakan dengan peran baru di Vatikan.

Pejabat senior mengatakan dia tidak dipanggil kembali oleh Paus Fransiskus, tetapi kembali atas kemauannya sendiri.

Pertemuan itu "berjalan sangat baik!" kata seorang informan dari Pell, menurut harian Vatikan, La Stampa.

Kardinal telah diberi cuti panjang pada 2017 untuk kembali ke Australia dan membersihkan namanya dari tuduhan bahwa ia mencabuli 2 anak paduan suara pada 1990-an.

Pell dihukum pada Desember 2018 karena melakukan terhadap para anggota paduan suara ketika dia menjadi uskup agung Melbourne.

Dia dengan keras membantah tuduhan tersebut dan Pengadilan Tinggi di Australia membatalkan hukumannya pada April tahun ini setelah mendengar pengajuan banding keduanya.

Mantan bendahara Vatikan itu telah menghabiskan lebih dari satu tahun di penjara. Pertemuan tatap muka terakhirnya dengan Paus terjadi pada 27 Juni 2017.

Tatap mata

Pell (79 tahun), kembali ke Roma pada 30 September.

Mantan menteri ekonomi itu mengatakan kepada teman-teman pendeta "dia tidak sabar untuk menatap mata paus," tulis Franca Giansoldati, harian Messaggero Italia untuk Vatikan.

"Kalimat yang tidak jelas itu menyembunyikan kepahitan seorang kardinal yang tidak dapat menghitung berapa banyak kata penghiburan, dukungan, persahabatan dari paus selama waktu yang mengerikan itu (dipenjara)," tambahnya.

Meski pun, ia seharusnya menjalani masa isolasi 14 hari, "pangeran gereja" Australia itu baru-baru ini difoto di sebuah teras kafe dekat Vatikan.

Kardinal tersebut masih menghadapi gugatan perdata yang dilayangkan oleh ayah dari salah satu anak paduan suara yang meninggal pada 2014.

Sebuah laporan yang dirilis pada Mei, setelah penyelidikan tingkat atas Australia, mengatakan Pell mengetahui pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh pendeta Katolik di Australia sejak 1970-an dan gagal untuk meminta pemecatan para imam yang dituduh.

Kepulangan Pell di Vatikan terjadi hanya beberapa hari setelah saingannya Kardinal Italia yang berpengaruh, Angelo Becciu, digulingkan. Becciu dipaksa mengundurkan diri oleh paus menyusul tuduhan penggelapan uang dan nepotisme.

Tidak segera jelas apakah waktu kembalinya Pell itu penting, tetapi pria Australia itu telah mengirim pesan kepada paus yang mengucapkan selamat karena telah mengusir Becciu.

The Corriere della Sera, harian terlaris Italia, mengatakan baru-baru ini penyelidikan di Vatikan telah menemukan dugaan transfer uang yang diduga menunjuk ke Becciu berada di balik rencana untuk mencemarkan nama Pell.

Dikatakan bahwa Becciu telah mentransfer 700.000 euro (Rp 12,177 miliar) ke Australia untuk membayar saksi terhadap Pell, tuduhan yang dengan keras dibantah Becciu. Seorang saksi anonim di Australia juga mengatakan kepada media lokal bahwa tuduhan itu salah.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/13/120315870/paus-fransiskus-bertemu-dengan-kardinal-george-pell-yang-bebas-dari

Terkini Lainnya

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke