Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kremlin Bantah Klaim bahwa Navalny Diracun dengan Novichok

MOSKWA, KOMPAS.com - Kremlin pada Kamis (3/9/2020) membantah klaim bahwa Moskwa telah meracuni pemimpin oposisi Alexei Navalny, seiring meningkatnya seruan untuk tindakan internasional setelah Jerman mengatakan bahwa Navalny telah diracuni dengan Novichok.

Novichok yang dalam bahasa Rusia berarti "pendatang baru" dikembangkan di era Uni Soviet, di sebuah fasilitas berjarak 80 kilometer dari ibu kota Moskwa.

Dikutip Daily Mail, Kamis (3/9/2020), racun novichok lebih kuat dari senjata kimia lain bahkan bisa menembus masker gas dan pakaian pelindung.

Para pemimpin Barat menunggu jawaban dari Moskwa setelah Berlin pada Rabu kemarin mengatakan bahwa ada "bukti kuat" Navalny diracun menggunakan novichok.

Navalny, salah satu pengkritik paling keras Presiden Rusia, Vladimir Putin, jatuh sakit dalam penerbangan bulan lalu dan dirawat di rumah sakit Siberia sebelum dievakuasi ke Berlin.

Jerman mengklaim bahwa Navalny diracun menggunakan Novichok, zat yang sama yang digunakan terhadap eks agen ganda Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, di kota Salisbury, Inggris 2 tahun lalu.

Hal itu memicu kecaman luas dan tuntutan untuk dilakukannya penyelidikan.

Sementara itu, melansir AFP, pihak Rusia menyangkal ada bukti bahwa Navalny diracun dengan novichok. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Kamis kemarin mengatakan bahwa Berlin tidak menyediakan bukti apapun.

"Tidak ada alasan apapun untuk menuduh negara Rusia," ujar Peskov, menolak diskusi soal sanksi ekonomi dan mendesak Barat untuk tidak terburu-buru dalam menghakimi.

Rusia telah menderita akibat berbagai sanksi dari Barat yang dijatuhkan atas pencaplokan Krimea pada 2014 serta dampak pandemi virus corona, juga penurunan harga minyak.

Moskwa tentu sangat ingin menghindari tekanan lebih lanjut pada ekonominya.

Hanya Rusia yang bisa menjawab

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan temuan racun novichok menimbulkan beberapa pertanyaan yang sangat serius dan hanya bisa dijawab oleh Rusia.

Sementara, pihak Amerika Serikat (AS), Inggris, Perancis, Uni Eropa dan NATO semua menyatakan terkejut atas insiden tersebut.

Racun saraf novichok yang berarti "pendatang baru" dalam bahasa Rusia, adalah racun yang dikembangkan oleh pemerintah Soviet jelang akhir Perang Dingin yang dapat digunakan dalam bubuk, cairan, atau uap ultra halus.

Racun itu terkenal digunakan melawan Skripal di Inggris pada 2018, sebuah upaya pembunuhan yang diyakini Barat diperintahkan oleh Kremlin, tetapi disangkal Rusia.

Navalny jatuh sakit setelah naik pesawat di Siberia bulan lalu, dengan asistennya mengatakan mereka curiga dia minum secangkir teh beracun di bandara.

Dia awalnya dirawat di rumah sakit setempat di Siberia, di mana dokter mengatakan bahwa mereka tidak dapat menemukan zat beracun dalam darahnya, sebelum akhirnya dia diterbangkan ke Berlin untuk perawatan khusus pada 22 Agustus.

Pengacara karismatik jebolan Yale, yang telah menjadi politisi oposisi terkemuka Rusia selama sekitar satu dekade itu, masih di unit perawatan intensif dan tetap menggunakan ventilator.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/04/080117270/kremlin-bantah-klaim-bahwa-navalny-diracun-dengan-novichok

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke