Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pencaplokan Tepi Barat oleh Israel Ditunda atau Ditangguhkan? Palestina Tuduh UEA Bermain "Retorika"

ABU DHABI, KOMPAS.com - Palestina menunjukkan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) telah melebih-lebihkan kesiapan Israel untuk membatalkan rencana pencaplokan Tepi Barat.

Melansir Reuters pada Rabu (2/9/2020), Palestina menyudutkan UEA dengan mengacu pada pernyataan dalam trilateral antara Israel, UEA dan Amerika Serikat (AS), yang memiliki 2 bahasa arab dan inggris.

Versi bahasa Inggris dari komunike bersama oleh ketiga negara tersebut di Abu Dhabi pada Senin (31/8/20020), mengatakan kesepakatan itu telah "menyebabkan penangguhan rencana Israel untuk memperpanjang kedaulatannya".

Namun, versi bahasa Arab, yang dibawa oleh kantor berita negara UEA, WAM, mengatakan "perjanjian...telah menyebabkan rencana Israel untuk mencaplok tanah Palestina dihentikan".

Perbedaan tersebut disoroti oleh warga Palestina setelah menantu Presiden Donald Trump, Jared Kushner terbang bersama delegasi AS dan Israel pada penerbangan komersial Israel pertama ke UEA, untuk memperkuat kesepakatan normalisasi, yang pertama oleh negara Teluk.

"Bandingkan diri Anda dengan 2 versi...penangguhan perpanjangan kedaulatan, bukan penghentian aneksasi tanah Palestina," ungkap Saeb Erekat, sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organisation/PLO) pada Selasa (1/9/2020).

UEA telah menggambarkan kesepakatan itu, yang diumumkan oleh Trump pada 13 Agustus, sebagai sarana untuk menghentikan aneksasi Israel atas tanah Tepi Barat yang diduduki, tempat Palestina berharap untuk membangun negara di masa depan.

Jamal Al-Musharakh, kepala perencanaan kebijakan dan kerja sama internasional di kementerian luar negeri UEA, mengatakan perbedaan kata-kata itu hanyalah masalah terjemahan.

"Jika ada yang bisa memikirkan sinonim yang lebih baik daripada 'Eeqaf' (berhenti) untuk 'menangguhkan', tolong beri tahu saya," katanya kepada wartawan.

“Salah satu prasyarat dimulainya hubungan bilateral adalah penghentian aneksasi,” kata Musharakah.

Pemerintah UEA tidak menanggapi ketika dimintai komentar lebih lanjut.

Namun, menurut Hanan Ashrawi, seorang pejabat senior PLO, mengatakan itu adalah "retorika", upaya untuk mempengaruhi opini publik di dunia Arab.

Tidak ada perubahan dalam rencana saya

“Saya tidak berpikir ini adalah masalah penerjemahan, saya pikir ini adalah cara yang tidak jujur untuk mencoba memanipulasi wacana,” kata Hanan Ashrawi kepada Reuters.

Terjemahan Arab adalah cara menyesatkan opini publik Arab dengan mengatakan UEA dengan langkah normalisasinya terhadap Israel, telah berhasil menghentikan aneksasi. Padahal sebenarnya mereka hanya menangguhkannya.

Dalam kampanye pemilihan baru-baru ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk menerapkan kedaulatan Israel ke wilayah Tepi Barat, termasuk permukiman Yahudi, tetapi dia mengatakan membutuhkan lampu hijau dari Washington.

Berbicara dalam bahasa Ibrani dan menggunakan istilah alkitabiah untuk Tepi Barat, Netanyahu mengatakan kepada orang Israel pada 13 Agustus, hari kesepakatan itu diumumkan, bahwa tidak ada perubahan atas rencana kedaulatan Israel.

“Tidak ada perubahan dalam rencana saya untuk menerapkan kedaulatan kita di Yudea dan Samaria, dalam koordinasi penuh dengan Amerika Serikat. Saya berkomitmen, itu tidak berubah," ungkap Netanyahu.

Menjaga harapan aneksasi tetap hidup secara luas dilihat sebagai upaya Netanyahu untuk menenangkan basis pemilih sayap kanannya.

Para pemimpin sayap kanan menuduhnya berulang kali melakukan aneksasi yang mengambang, menyerah pada tekanan internasional.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel pada Rabu mengatakan tidak ada yang ditambahkan ke pernyataan asli 13 Agustus, yang menyebutkan, "Sebagai hasil dari terobosan diplomatik ini (perjanjian normalisasi Israel-UEA)...Israel akan menangguhkan deklarasi kedaulatan atas wilayah-wilayah yang digariskan dalam Visi Presiden untuk Perdamaian.”

Gedung Putih menolak mengomentari komunike dari perjalanan UEA, tetapi sumber AS yang mengetahui masalah tersebut mengatakan Gedung Putih tidak bertanggung jawab atas terjemahan bahasa Arab.

Saat pengarahan kepada wartawan di Washington setelah pengumuman 13 Agustus, Trump mengatakan aneksasi "sekarang sudah tidak mungkin dilakukan."

Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman menambahkan, "Kata menangguhkan dipilih dengan hati-hati oleh semua pihak. 'Tangguhkan' menurut definisi, artinya penghentian sementara. Sekarang sudah tidak ada lagi, tapi tidak selamanya."

Selama perjalanannya di UEA minggu ini Kushner juga menggunakan kata "menangguhkan".

"Israel telah setuju untuk menangguhkan aneksasi tersebut, untuk menangguhkan penerapan hukum Israel di daerah tersebut untuk sementara waktu," kata Kushner kepada WAM.

“Tapi, di masa depan ini adalah diskusi yang saya yakini akan dilakukan. Tapi, tidak dalam waktu dekat," ucapnya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/03/122418270/pencaplokan-tepi-barat-oleh-israel-ditunda-atau-ditangguhkan-palestina

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke