Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Liburan Musim Panas Presiden Perancis di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19

PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron dan ibu negara Brigitte menyempatkan menikmati liburan musim panas, di saat Perancis berjuang untuk mengatasi peningkatan kasus Covid-19.

Macron terlihat bertelanjang dada menaiki jet ski, dan Brigitte bersantai di atas kapal di pulau Porquerolles di lepas pantai Mediterania Perancis, menurut laporan yang dilansir Daily Mail pada Kamis (13/8/2020).

Pasangan itu tinggal di dekat Fort de Bregancon, benteng abad pertengahan di Cote d'Azur yang telah menjadi tempat peristirahatan resmi presiden Prancis sejak 1968.

Dalam menghadapi virus corona, pemimpin berusia 42 tahun ini bersiap untuk meningkatkan pemeriksaan penerapan aturan social distancing oleh polisi, setelah pejabat kesehatan mengumumkan tercatat ada 2.524 kasus virus corona baru pada Kamis (13/8/2020),

Jumlah tersebut merupakan lonjakan kasus virus corona dalam satu hari yang terbesar sejak lockdown dicabut pada Mei lalu.

Saat Perancis berada pada "titik kritis", polisi akan dikerahkan untuk menegakkan jarak aman satu meter antar-orang dan aturan penggunaan masker, yang lebih ketat serta akan diberlakukan di kota-kota termasuk Paris dan Marseille baru-baru ini.

"Bukan polisi yang harus ditakuti orang, mereka harus takut pada virus, yang bersembunyi dan mencemari," kata juru bicara pemerintah Gabriel Attal.

Di saat Macron bertekad untuk tetap menekan kasus Covid-19 yang berkembang di negara itu, tapi dirinya menyempatkan diri untuk berlibur, muncul pengritiknya dari Twitter.

Salah satu pengguna Twitter muncul untuk mengejek presiden yang terlihat sedang asik bermain jet ski tersebut, dengan panggilan "Rambo nasional kita berlatih untuk menyelamatkan dunia".

Seseorang lainnya menulis, "Mad Max Macron dengan kecepatan penuh di atas jet ski. Planet tidak berterima kasih padanya."

Ada pun yang lain mempertanyakan keputusannya untuk berlibur karena "Perancis tenggelam dalam kekerasan dan kekacauan, gelombang kedua Covid-19 yang mengancam, dan karenanya banyak orang Perancis tidak pergi berlibur".

Jumlah kasus

Peningkatan kasus virus corona di Perancis terjadi bersamaan dengan peningkatan tingkat infeksi virus corona di Jerman, yang hari ini mencatat lonjakan harian kasus terburuk sejak 1 Mei.

Pandemi virus corona yang sedang berlangsung di Spanyol, di mana kasus melonjak di Kepulauan Balearic.

Perancis telah mencatat lebih dari 11.000 kasus virus corona dalam seminggu terakhir, naik dari kasus di bawah 4.000 pada tahun lalu.

Dalam gerakan tes virus corona, jumlah kasus yang kembali positif terinfeksi lebih banyak terjadi, sebagai tanda "peningkatan sirkulasi virus" di negara itu.

Sekarang, rata-rata dalam 7 hari dapat mencapai 1.810 kasus per hari, setelah berturut-turut di bawah 1.000 dari pertengahan Mei hingga akhir Juli.

"Sangat penting bagi kami untuk terus berupaya agar epidemi tidak meningkat lagi, secara individu dan kolektif, di mana saja dan kapan saja," kata pejabat kesehatan.

Namun, Menteri Kesehatan Olivier Veran mengatakan, jumlah infeksi yang menyebabkan komplikasi serius kini jauh lebih rendah dibandingkan pada Februari-Maret.

"Ada beberapa penjelasan, terutama fakta bahwa, pasien yang didiagnosis dengan Covid-19, sekarang ini mayoritas berusia lebih muda, 20-40 tahun, dan tidak terlalu rapuh, dan karena orang tua terus melindungi diri dengan baik," kata Veran kepada televisi Perancis.

Jumlah pasien rumah sakit turun lebih dari 100 pada Rabu, sementara jumlah pasien dalam perawatan intensif juga turun.

Veran mengatakan pemerintah akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menghindari lockdown baru, dengan anak-anak akan kembali ke sekolah pada September.

Pejabat kesehatan mengidentifikasi 18 kelompok virus corona baru pada Rabu, sehingga total menjadi 896 secara nasional.

Korban meninggal karena virus corona di Perancis mencapai 30.371, di antaranya hampir 20.000 meninggal di rumah sakit, termasuk 17 dalam 24 jam terakhir.

Perdana Menteri, Jean Castex mengatakan pada Selasa (11/8/2020), bahwa negara itu perlu "menenangkan diri" untuk mengendalikan pandemi, dengan mengatakan bahwa kecenderungan warga menjadi ceroboh.

Berbicara tentang risiko lockdown lagi, Castex berkata, "Tidak ada yang ingin hidup bersama virus corona."

Castex mengatakan dia akan meminta pihak berwenang setempat untuk "memperpanjang kewajiban memakai masker di ruang publik."

Beberapa kota termasuk Paris, Lille, Toulouse, dan Biarritz telah memberlakukan perintah masker wajah wajib di ruang luar yang ramai meskipun cuaca panas.

Masker sudah menjadi kewajiban di toko-toko dan bank di seluruh Perancis.

Peningkatan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Perancis akan menjadi negara berikutnya yang dicoret dari daftar perjalanan yang disetujui Inggris, seperti yang telah dilakukan Spanyol dan Belgia.

Di tempat lain, Jerman hari ini mencatat lonjakan harian terburuk sejak 1 Mei ketika 1.445 orang dinyatakan positif dalam waktu 24 jam.

Meningkatnya kasus virus corona terkait dengan liburan musim panas dan pertemuan sosial lainnya, telah membuat khawatir para pejabat Jerman karena terjadi di seluruh negeri.

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/14/075922370/liburan-musim-panas-presiden-perancis-di-tengah-lonjakan-kasus-covid-19

Terkini Lainnya

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
59 dari 76 Drone-Rudal Rusia Berhasil Dijatuhkan Ukraina

59 dari 76 Drone-Rudal Rusia Berhasil Dijatuhkan Ukraina

Global
Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke