Paus emeritus berusia 93 tahun itu menderita ruam saraf, dengan kondisinya begitu lemah, demikian keterangan dari penulis biografinya.
"Pikiran dan ingatan Benediktus masih kuat, tetapi suaranya sudah nyaris tak terdengar," kata Peter Seewald kepada harian Passauer Neue Presse.
Seewald mengungkapkan, Paus Benediktus XVI berujar, dia ingin menulis lagi jika kondisinya sudah pulih kala keduanya berbicara pada Sabtu (1/8/2020).
Namun, berdasarkan laporan Passauer Neue Presse dikutip Daily Mail, Senin (3/8/2020), kondisi Paus yang menjabat pada 2005 hingga 2013 itu kemudian "menjadi sangat rapuh".
Paus Benediktus dilaporkan sakit parah seusai mengunjungi kakaknya, Mgr Georg Ratzinger, di Bavaria, Jerman, pada Juni lalu.
Dua pekan kemudian, Vatikan menyatakan bahwa Mgr Georg Ratzinger meninggal dalam usia 96 tahun ketika dirawat di Regenburg.
Kunjungan itu menjadi agenda pertama Paus Benediktus di luar Italia sejak mundur dari posisinya pada 2013 karena masalah kesehatan.
Paus dengan nama asli Jopseh Ratzinger itu sempat menyatakan bahwa Bapa Georg tidak hanya sebagai "teman", tetapi juga "pembimbing yang bisa diandalkan".
Keduanya ditahbiskan secara bersamaan pada 1951, setelah memutuskan mereka mengikuti panggilan Tuhan untuk berkarya di gereja.
Bapa Georg, yang merupakan pemain organ sekaligus pemimpin paduan suara, sempat mengatakan bahwa dia kecewa ketika adiknya dilantik sebagai Paus pada 2005.
Sebab, dalam pandangan Georg, dengan status adiknya sebagai orang nomor satu dalam Gereja Katolik, maka mereka bakal jarang bertemu.
Adapun Paus Benediktus XVI, sejak mundur pada 2013, memutuskan untuk hidup jauh dari sorotan media di sebuah biara kecil di Vatikan.
https://www.kompas.com/global/read/2020/08/04/120457370/paus-benediktus-xvi-sakit-parah-suaranya-nyaris-tak-terdengar