Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dr Zhang Jixian Ungkap 1 Keluarga Jadi Pasien Pertama Covid-19

Dokter perempuan itu mengirim laporan mendesak ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) distriknya pada 27 Desember, setelah melihat 3 pasien dari 1 keluarga - pasangan lansia dan putra mereka - menderita "pneumonia misterius" yang sama.

Sebagai perbandingan, mendiang Dr Li Wenliang yang disebut whistleblower virus corona, termasuk ke golongan orang pertama yang memperingatkan penyakit "mirip SARS" di media sosial.

Dr Li Wenliang mengunggah pesan dalam obrolan grup pada 30 Desember, dan dihukum polisi karena "menyebarkan berita palsu". Dia kemudian meninggal pada 7 Februari karena Covid-19.

Beda halnya dengan Dr Zhang yang juga termasuk pelapor pertama Covid-19, ia menceritakan petugas CDC datang ke rumah sakitnya untuk melakukan penelitian pada hari yang sama. Ia menyebut reaksi itu "sangat tepat waktu".

Namun sebagaimana dilansir dari Daily Mail Rabu (29/4/2020), ada keraguan bahwa pejabat China mungkin sudah tahu tentang penyakit ini berminggu-minggu sebelum Dr Zhang mengirim laporan.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Dr Zhang mengingat bagaimana dia menemukan penyakit menular yang saat itu tidak diketahui, hampir sebulan sebelum Wuhan di-lockdown.

Kepada Outlook Weekly majalah yang dikelola pemerintah ia berujar, "(Saya) menemukan penularan dari manusia ke manusia pada saat itu, hanya saja itu tidak terlalu jelas."

"Misalnya dalam keluarga dengan 3 penghuni ini, putranya tidak tinggal bersama orangtuanya. Dia kembali untuk merawat mereka setelah mereka sakit dan kemudian membawa mereka ke rumah sakit..."

"Keluarga ini memiliki gejala yang hampir sama, (karena itu saya) yakin ada penularan dari manusia ke manusia."

Ia mengatakan keluarga itu tidak mengunjungi Pasar Huanan, lokasi yang diyakini menjadi tempat dimulainya wabah Covid-19.

Pada hari-hari berikutnya, dokter dan rekan-rekannya menerima setidaknya 4 pasien dengan gejala yang sama.

Dr Zhang segera mengatur mereka dirawat terpisah dan membeli Alat Pelindung Diri (APD) secara online untuk dipakai staf yang relevan, ungkapnya kepada The Paper.

Dr Zhang membela penanganan Beijing pada hari-hari awal wabah, dengan mengklaim itu adalah cara yang tepat bagi para pejabat untuk tidak memberitahu publik tentang infeksi penyakit sebelum ada kesimpulan ilmiah.

Kepada stasiun tv pemerintah CGTN dia mengatakan, "Saya pikir ada proses di balik pemahaman tentang apa pun, termasuk penyakit. Ketika hal-hal tidak sepenuhnya dipahami, Anda tidak bisa bicara terlalu banyak."

"Jika saya seorang ilmuwan, bagaimana saya bisa memberitahu publik apa pun sebelum ada kesimpulan?"

Para ahli China mengonfirmasi penularan virus corona dari manusia ke manusia pada 20 Januari - lebih dari 3 minggu setelah Dr Zhang memberitahu pihak berwenang.

Sebagai seorang spesialis pernapasan di Rumah Sakit Pengobatan China dan Barat Terpadu di Provinsi Hubei, Dr Zhang dihujani banyak penghargaan oleh pejabat China, yang ingin membuktikan bahwa mereka tidak menutup-nutupi wabah tersebut.

Namun Dr Zhang mengaku tidak penting secara resmi diakui sebagai orang pertama yang mengeluarkan peringatan.

"Bagi saya itu sedikit berbeda. Sebagai seorang dokter, kami hanya melakukan pekerjaan kami, merawat pasien dengan baik, dan menghilangkan rasa sakit mereka."

Berbicara tentang hukuman yang diberikan ke Dr Li Wenliang, ia curiga bahwa koleganya itu yang seorang dokter mata, belum mengetahui "protokol yang ditetapkan untuk memberitahu orang-orang tentang penyakit menular."

"Jadi dia berbagi informasinya di WeChat dan itu menjadi viral."

Dr Zhang menambahkan, kemungkinan Dr Li tidak memiliki kesadaran yang sama untuk melindungi diri seperti dokter pernapasan, dan oleh karenanya ia tertular dari seorang pasiennya.

Namun beberapa laporan menyatakan bahwa pihak berwenang kemungkinan sudah mengetahui virus ini selama berminggu-minggu ketika Dr Zhang menghubungi mereka.

Kasus pertama seseorang yang menderita virus corona jenis baru dapat ditelusuri kembali ke kasus 17 November di Provinsi Hubei, China, menurut catatan pemerintah yang ditunjukkan ke South China Morning Post.

Dokumen rahasia itu mengklaim ada 1-5 kasus baru yang dilaporkan setiap hari sejak tanggal itu dan seterusnya.

Dikatakan, angka harian dua digit pertama terjadi pada 17 Desember dan pada hari terakhir 2019 jumlah kasus melonjak jadi 266, sebelum bertambah 115 pada 1 Januari.

Akan tetapi baru pada 7 Januari pihak berwenang China menyatakan telah mengidentifikasi virus baru.

CDC China pada hari itu mengumumkan bahwa virus tersebut termasuk keluarga virus corona, yang meliputi SARS dan flu biasa.

Sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal media The Lancet yang ditinjau sejawat mengklaim bahwa pasien pertama dicatat oleh rumah sakit Wuhan pada 16 Desember, dan orang tersebut bisa jadi tertular virus pada 1 Desember.

"Tanggal timbulnya gejala pasien pertama yang diidentifikasi adalah 1 Desember 2019. Tidak ada anggota keluarganya yang mengalami demam atau gejala pernapasan," kata laporan tersebut.

BBC kemudian melaporkan bahwa penderita pertama yang juga disebut pasien nol, adalah seorang pensiunan 70 tahun yang terbaring di ranjang karena stroke dan demensia.

Pria yang tak disebut namanya itu jatuh sakit pada 1 Desember dan belum pernah ke pasar seafood sebelum sakit, kata seorang dokter kepada BBC.

Salah satu peringatan paling awal dari pejabat menyebutkan, "wabah pneumonia" dapat ditelusuri kembali ke pernyataan dari Komisi Kesehatan Kota Wuhan pada 31 Desember - 4 hari setelah laporan Dr Zhang.

Pihak berwenang mengklaim bahwa 27 kasus jenis pneumonia telah diidentifikasi, termasuk 7 kasus kritis. Dikatakan pihaknya telah menghubungkan kasus-kasus itu dengan Pasar Huanan.

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/01/150508070/dr-zhang-jixian-ungkap-1-keluarga-jadi-pasien-pertama-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke