Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukan Lockdown, Inilah Gambaran Lengkap Darurat Nasional di Jepang

Keputusan tersebut rencananya diumumkan secara resmi oleh Perdana Menteri Shinzo Abe pada Selasa (7/4/2020) dan mulai dijalankan Rabu (8/4/2020).

Keadaan darurat nasional ini akan ditetapkan di beberapa wilayah termasuk Tokyo, di mana terdapat lonjakan kasus virus corona.

Lantas seperti apa gambaran darurat nasional yang diterapkan di Jepang? Berikut rangkumannya yang disadur dari AFP.

1. Area yang terpengaruh

Meski istilahnya darurat nasional, tapi penerapannya tidak secara nasional.

Para ahli medis memercayai ada 7 area di mana Covid-19 menyebar dengan cepat dan berisiko membebani sistem perawatan kesehatan.

Pada Senin (6/4/2020) Abe mengatakan kondisi darurat akan mencakup Tokyo, Chiba, Kanagawa dan Saitama, pusat Osaka dan Hyogo, serta wilayah barat daya Fukuoka.

Kota-kota dan wilayah lain tidak terpengaruh.

Pada Februari Gubernur Hokkaido Utara sempat mengumumkan keadaan darurat setempat, tapi beberapa minggu kemudian dicabut.

2. Apa yang diperbolehkan?

Keadaan darurat memberi kewenangan ke gubernur di daerah yang terkena dampak, untuk menyerukan pembatasan pergerakan dan perdagangan.

Gubernur bisa meminta warganya untuk tetap di rumah, membatasi kegiatan yang tidak mendesak dan bekerja dari rumah. Cara ini terbukti sukses di Tokyo.

Hal ini juga membuat gubernur punya kewenangan untuk meminta penutupan tempat umum seperti tempat hiburan atau pusat perbelanjaan.

Transportasi umum diperkirakan akan terus berjalan meski lebih terbatas. Toko-toko dan beberapa tempat usaha mungkin tetap buka.

Namun kekuatan penegakannya tidak dilandasi hukum formal, sehingga tidak ada hukuman bagi yang melanggar aturan.

Jepang akan bergantung pada kesadaran masyarakatnya, baik dari imbauan sesama warga atau inisiatif untuk menghormati aturan.

3. Jadi apa yang bisa diminta gubernur?

Kekuasaan terkuat yang diberikan ke gubernur adalah dibolehkan mengambil bangunan atau tanah untuk tujuan medis.

Ini bisa berarti mengharuskan pemilik tanah untuk menyerahkan propertinya agar bisa dibangun fasilitas medis sementara, atau beberapa tempat usaha untuk memberi ruang bagi perawatan pasien.

4. Bagaimana reaksi masyarakat?

Meski kebijakan ini tidak memiliki landasan hukum yang kuat, Jepang berharap setidaknya sebagian besar individu dan tempat usaha akan patuh.

Banyak orang telah mematuhi perintah untuk bekerja dari rumah, terlihat dari sepinya sistem transportasi Tokyo dalam beberapa pekan terakhir yang biasanya terlihat ramai.

Permintaan dari Gubernur Tokyo agar orang-orang tetap di rumah pada akhir pekan juga membuat jalanan jauh lebih sepi, bahkan di hari-hari terakhir musim bunga sakura yang cerah.

Sistem hukum di Jepang dipengaruhi ekses masa perang yang membatasi kekuasaan pemerintah atas warganya.

Yasutoshi Nishimura, menteri yang bertanggung jawab atas hukum yang menerapkan keadaan darurat mengatakan, warga akan diminta bukan diperintahkan.

"Sistem hukum kami dibentuk sehingga orang-orang secara keseluruhan bersatu dan berbagi beban untuk mencegah penyebaran infeksi," katanya di parlemen pada Senin (6/4/2020), merujuk pada perbandingan daripada diperintahkan.

Kabar baiknya, ada pertanda publik akan mematuhi aturan, dengan jajak pendapat yang ditrbitkan TV swasta TBS pada Senin (6/4/2020) menunjukkan 80 persen responden mendukung deklarasi darurat nasional.

5. Bagaimana akan dideklarasikan?

Kebijakan darurat nasional berasal dari revisi Undang-undang 2012 yang dimaksudkan untuk memperlambat penyebaran Covid-19.

Deklarasi hanya bisa dibuat jika kondisi tertentu terpenuhi, termasuk virus yang menyebar cepat dan berdampak signifikan pada kehidupan warga dan ekonomi.

Untuk membuat keputusan tersebut Abe harus berkonsultasi dengan satuan tugas yang mencakup para ahli hukum dan profesional medis. Satgas ini telah dibentuk bulan lalu.

https://www.kompas.com/global/read/2020/04/06/211434070/bukan-lockdown-inilah-gambaran-lengkap-darurat-nasional-di-jepang

Terkini Lainnya

AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

Global
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke