Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belum Selesai Virus Corona, Seorang Pria Tewas akibat Hantavirus di China

NINGSHAN, KOMPAS.com - Pada Senin (23/3/2020), dilansir dari Weibo, situs resmi otoritas distrik Ningshan, Provinsi Shaanxi, mengabarkan adanya seorang pekerja yang tewas di dalam bus.

Pria itu dikabarkan tewas bukan karena virus corona atau Covid-19, melainkan oleh virus lain bernama hantavirus.

Dilansir dari China Global Times dalam sebuah pernyataan di Twitter dikabarkan bahwa seorang pria asal Yunnan tewas ketika berada dalam perjalanan pulang menuju Provinsi Shandong di dalam bus pada Senin (23/3/2020).

Sebanyak 32 orang lainnya di dalam bus akhirnya dites untuk mengetahui apakah terjadi penularan penyakit atau tidak.

Pemerintah distrik Ningshan mengatakan pada pukul 23.00 waktu setempat, bus Shandong Leasing Limited Longwei yang berisi dua orang sopir, seorang petugas medis, dan 30 pekerja di Kota Mengding sedang menempuh perjalanan pulang ke Provinsi Shandong.

Ketika bus itu melewati distrik Ningshan, Provinsi Shaanxi, petugas medis yang ada di dalam bus membantu seorang pekerja yang merasa kurang enak badan.

Petugas medis akhirnya menghubungi call center 120 untuk meminta pertolongan.

Tak lama, setelah petugas medis datang untuk memeriksa demam dan indikasi pneumonia dari pasien, pasien itu akhirnya tewas di Kota Ankang, Provinsi Shaanxi, China.

Petugas medis menemukan, kematian pekerja itu tidak berkaitan dengan virus corona, tetapi virus bernama hantavirus berdasarkan tes asam nukleat, di mana pekerja lainnya juga diminta mengikuti tes yang sama.

Hantavirus, berdasarkan Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC) AS, adalah anggota virus yang penyebarannya diawali oleh hewan pengerat tikus dan dapat menyebabkan beragam penyakit kepada manusia.

Hantavirus bisa menyebabkan hantavirus pulmonary syndrome (HPS), demam berdarah, dan bahkan sindrom ginjal (HFRS).

Penyakit ini tidak menyebar melalui udara, tetapi dapat menyebar jika orang-orang menyentuh urine, tinja, dan air liur tikus atau mengalami gigitan dari hewan perantara virus (inang) yang terinfeksi.

Gejala awal HPS biasanya lelah, seperti tidak enak badan, demam, dan nyeri otot bersama dengan sakit kepala, pusing, meriang, dan sakit perut.

Jika tidak segera diobati, penyakit itu bisa menyebabkan batuk dan sesak napas, bahkan berakibat fatal dengan tingkat kematian sebanyak 38 persen menurut CDC.

Hal serupa juga dialami oleh penderita HFRS. Bedanya, penyakit yang juga disebabkan hantavirus ini memiliki gejala tekanan darah rendah, syok akut, kebocoran pembuluh darah, dan gagal ginjal akut.

HPS tidak bisa ditularkan dari orang ke orang, sedangkan penularan HFRS antarmanusia sangat jarang terjadi.

Salah satu tindakan pencegahan terhadap kedua penyakit yang disebabkan hantavirus itu adalah kontrol populasi hewan pengerat.

Pada Selasa (24/03/2020), Staf Biro Kesehatan dan Otoritas Kesehatan Ningshan mengatakan bahwa hasil tes asam nukleat seluruh pekerja dan supir di dalam bus itu telah menunjukkan hasil negatif untuk hantaivirus.

Namun, terdapat dua pasien demam dan satu orang lainnya yang berada di dalam pengawasan isolasi di rumah sakit rakyat distrik Ningshan. Pekerja lainnya juga diisolasi di beberapa titik di pusat distrik itu.

https://www.kompas.com/global/read/2020/03/25/060116470/belum-selesai-virus-corona-seorang-pria-tewas-akibat-hantavirus-di-china

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke