Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Coba Makanan dan ke Kafe Baru? Jangan Lupa Habiskan Makanannya

Kompas.com - 06/10/2020, 22:02 WIB
Theresia Amadea ,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Tren anak muda yang suka mengunjungi resto dan cafe baru untuk diunggah ke media sosial kian marak karena fenomena media sosial. 

Namun ada baiknya setelah membeli makanan dan minuman agar dihabiskan. Hal ini disampaikan oleh Pendiri FoodCycle Indonesia Astrid Paramita. 

Astrid menyebutkan sebelum pandemi, banyak anak muda yang mengikuti tren yang terkadang kurang menghargai makanan.

"Tolong dihargai, bukan cuma diunggah saja atau ke macam-macam tempat makan dan makanannya belum tentu dimakan," kata Astrid kepada Kompas.com pada Rabu (30/09/2020).

Baca juga: FoodCycle Indonesia, Bantu Kurangi Limbah Makanan di Jabodetabek

Ia mengimbau ada baiknya tidak mengikuti tren makanan jika pada akhirnya makanan yang dibeli hanya untuk konten semata dan tidak dhabskan.  

"Proses makanan ada didepan kita prosesnya lama. Dari petani lalu diangkut dan ke distributor, ke pasar, atau supermarket dahulu baru dimasak, karena selama proses itu pasti ada food loss," jelas Astrid 

Food loss sendiri merupakan bahan makanan yang terbuang karena proses seleksi saat proses pendistribusian.

Bahan yang terbuang karena adanya penurunan kualitas selama proses distribusi sebelum sampai di konsumen.

Sementara food waste adalah makanan siap jadi yang dibuang karena tidak dikonsumsi. 

Food loss dan food waste masalah global yang serius

Perkataan Astrid merefleksikan kenyataan krisis ketahan pangan dunia.

Data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) disebutkan secara global, ada sekitar 14 persen food loss selama proses panen dan distribusi bahan makanan.

Baca juga: Apa Itu Zero Waste Cooking? Masak yang Berdampak untuk Lingkungan

Bahan pangan yang terbuang juga terjadi saat penjualan eceran dan konsumsi langsung. Dalam kasus buah dan sayuran, lebih dari 20 persen dari hasil produksi terbuang.

Food loss dan food waste menjadi salah satu perhatian penting bagi kelangsungan kehidupan di dunia.

Hal ini berdasarkan laporan dari PBB karena tingkat kelaparan meningkat perlahan sejak 2014.

Jumlah food loss dan food waste tetapi masih layak konsumsi tiap harinya jumlahnya tidak sedikit.

Ilsutrasi buang makanan atau limbah makanan. Dok. Shutterstock/ nito Ilsutrasi buang makanan atau limbah makanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com