Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Popularitas Jamu di Indonesia Naik berkat Olahan Baru dan Café Jamu

Kompas.com - 19/09/2020, 08:04 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Popularitas jamu meningkat sejak pandemi Covid-19.

Semakin banyak masyarakat yang mengonsumsi jamu secara rutin. Mereka percaya jamu bisa meningkatkan daya tahan tubuh.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum GP Jamu Dwi Ranny Pertiwi Zarman, SE., MH. dalam sesi webinar Jamu Modern Untuk Pasar Indonesia, Asia, Afrika, Timur Tengah & Eropa, Selasa (15/9/2020).

“Sekarang itu kebetulan obat untuk Covid kan belum ada. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh akhirnya masyarakat kembali minum jamu,” kata Ranny.

Baca juga: Cara Tanam Jahe di Pot, Abis Panen Langsung Bikin Jamu

Hal itu membuat penjualan jamu dan produksi bahan tanaman obat seperti jahe, temulawak, beras kencur pun semakin banyak.

Khususnya untuk bahan yang mengklaim bisa meningkatkan daya tahan tubuh.

“Harganya juga sempat melonjak. Ada peningkatan untuk tanaman obat tradisional, rempah-rempah ke luar negeri untuk ekspor karena permintaan yang besar,” sambung dia.

Empon-empon Cookies merupakan kue kering yang berbahan dasar ramuan tradisional. Bahan-bahan dasar tersebut dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh di masa pandemic corona ini. Dok J&C COOKIES Empon-empon Cookies merupakan kue kering yang berbahan dasar ramuan tradisional. Bahan-bahan dasar tersebut dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh di masa pandemic corona ini.

Ragam olahan jamu

Popularitas jamu di Indonesia yang meningkat, akhirnya mendorong ragam olahan jamu dengan variasi yang unik.

Kini, jamu tak hanya dipasarkan dalam bentuk cair dengan rasa asli yang pahit.

Banyak sekali produk jamu yang beredar. Misalnya, dalam bentuk bubuk sehingga tinggal diseduh saja.

Ada juga aneka racikan baru dari beberapa jenis tanaman obat yang mengklaim khasiat tertentu.

“Sekarang sangat booming itu menyebutnya wedang imun karena isi racikannya ada empat macam yaitu jahe, serai, kunyit, dan temulawak. Bukan hanya sebagai minuman pahit saja tapi sekarang sudah lebih modern,” papar Ranny.

Baca juga: Berapa Lama Rempah Awet Disimpan? dari 6 Bulan sampai 4 Tahun

Ranny mencontohkan ada puding yang dibuat dari daun kelor. 

Daun kelor terkenal dengan khasiatnya yang luar biasa bagi tubuh. Selain itu, ada pula olahan es krim yang menggunakan campuran tanaman obat dan rempah seperti daun kelor, sambiloto, jahe, sampai serai.

Café jamu

Munculnya café jamu di banyak kota di Indonesia juga jadi salah satu faktor yang mendorong meningkatnya popularitas jamu di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Resep Bajigur Tradisional, Minuman Rempah untuk Hangatkan Tubuh

Masyarakat bisa menikmati jamu tradisional bukan lagi hanya di tukang jamu pinggir jalan atau jamu gendong.

Café jamu menawarkan varian jamu yang sama tapi dengan kemasan yang menarik dan tempat yang bagus.

Penyajian beras kencur dengan teknik V60.KOMPAS.COM/gaby bunga saputra Penyajian beras kencur dengan teknik V60.

“Saya yakin ini akan berhasil. Karena teman-teman bersemangat menyebarkan jamu ke dunia. Beberapa negara sudah mengajukan kerja sama tentang bagaimana café jamu ini bisa dibuat di negara mereka sendiri,” pungkas Ranny.

Produk jamu rumahan

Salah satu dampak Covid-19 adalah adanya pemutusan hubungan kerja yang cukup banyak. Orang-orang tersebut, kata Ranny, banyak yang memulai usaha makanan dan minuman rumahan.

Salah satunya membuat produk jamu rumahan karena jamu yang sedang populer.

Hal ini membuat persaingan usaha jamu semakin ketat.

Baca juga: Jualan Peach Gum, Peluang Usaha Saat Pandemi Virus Corona

Melalui GP Jamu, ia akan berusaha menjaga higienitas dan kualitas produk jamu rumahan tersebut agar tetap aman untuk masyarakat.

“Bagaimana masyarakat yang sudah memproduksi bahan jamu ini bisa menghasilkan produk yang berkualitas tidak asal saja," kata Ranny.

"Kita bantu mengarahkan mereka memperoleh izin ke dinas kesehatan biar produknya higienis, berkualitas, dan aman untuk masyarakat,” pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com