Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/09/2020, 08:08 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Sajian telur setengah matang punya penggemarnya tersendiri. Telur setengah matang dianggap lebih nikmat daripada telur yang matang sempurna.

Namun banyak juga orang yang menghindarinya karena menganggap makan telur setengah matang itu berbahaya bagi kesehatan. Apakah benar begitu?

Baca juga: 5 Tips Bedakan Telur Busuk dengan Telur Segar

Prof. Dr. Ir. Niken Ulupi, MS., dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB mengonfirmasinya.

Menurut Niken, jika telur dikonsumsi setengah matang maka ada kemungkinan bakteri yang ada pada telur belum mati karena suhu tidak cukup panas.

Salah satu bakteri yang dikenal ada pada telur dan mudah menyebabkan penyakit adalah Salmonela.

“Jadi kalau kondisi tubuh kita sedang tidak prima, itu seandainya ada kuman itu bisa mencemari kita. Tapi kalau sedang prima ya apa saja bisa dieliminasi tubuh. Untuk mencegah hal tersebut, telur ya harus matang,” tegas Niken ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (3/9/2020).

Ilustrasi telur KariHoglund Ilustrasi telur

Telur ayam kampung setengah matang

Namun sejak dahulu banyak juga masyarakat yang tetap merasa aman mengonsumsi telur setengah matang. Salah satu syaratnya adalah telur tersebut harus merupakan telur yang dihasilkan oleh ayam kampung.

Telur ayam kampung, kata Niken, adalah pengecualian. Telur ayam kampung bisa dibilang relatif aman dikonsumsi setengah matang karena punya ketahanan terhadap bakteri yang lebih kuat daripada telur ayam ras atau ayam negeri.

Baca juga: Bedanya Telur Ayam Kampung dan Telur Ayam Negeri, Lihat 4 Faktor Ini...

“Ayam kampung itu disertasi saya. Saya membuktikan bahwa ayam kampung itu tahan terhadap salmonela karena dia secara genetik mempunyai ketahanan,” kata Niken.

Ayam kampung punya daya tahan tubuh terhadap bakteri yang lebih tinggi daripada ayam negeri karena pola hidup sehari-hari yang cenderung bebas. Mereka bebas berkeliaran di alam terbuka sehingga menghirup udara luar.

Selain itu makanannya pun cenderung kotor, diambil dari sampah di jalanan. Dengan mengonsumsi makanan seperti itu, akan memengaruhi imunitas tubuh.

Semakin lama tubuh ayam kampung semakin terbiasa melawan bakteri yang ada pada makanannya sehari-hari. Sehingga imunitas tubuhnya meningkat dan akan lebih kuat terhadap aneka penyakit, salah satunya salmonela.

“Berbeda dengan ayam ras, mereka melalui tahapan bio security yang sangat luar biasa. Sanitasi dijaga, ayam harus divaksin untuk menjaga kondisi tubuhnya.”

Maka dari itu kondisi tubuh ayam ras biasanya tak akan sekuat ayam kampung. Hal itu akan berpengaruh juga pada hasil telurnya.

Ilustrasi telur setengah matangShutterstock/Foong Kok Leong Ilustrasi telur setengah matang

Ayam kampung tahan salmonela

Niken menjelaskan terkait disertasi miliknya. Saat itu ia menyuntikkan dosis salmonela yang sama pada ayam kampung dan ayam ras.

Setelah beberapa hari, ayam ras terlihat sangat sakit. Ketika diuji ternyata ayam tersebut terinfeksi salmonela. Darahnya positif salmonela. Telurnya pun ketika diuji, positif juga mengandung salmonela.

Berbeda dengan ayam kampung. Walaupun disuntik dengan dosis salmonela yang sama, ayam tersebut hanya sempat sakit sebentar lalu sehat kembali. Ketika diuji pun darahnya negatif salmonela, telurnya pun negatif salmonela.

Ayam kampung tahan terhadap salmonela, membuat telur yang dihasilkan juga tahan terhadap salmonela dan cenderung aman untuk dikonsumsi setengah matang.

Tak hanya setengah matang, telur ayam kampung pun sering kali dikonsumsi mentah sebagai campuran jamu karena dipercaya penuh manfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com