KOMPAS.com - Kafe di Yogyakarta menjual dessert unik berbagai bentuk. Namanya Dear Sweet Cafe.
Kafe ini buka sejak 2019 dan memiliki beberapa cabang. Dalam perjalanan bisnisnya, pemilik kafe menghadapi sejumlah tantangan.
Putri Paramita menuturkan, menjual dessert tidak mudah sehingga benar-benar membutuhkan passion dalam menjalankan bisnis.
Kepada Kompas.com, Putri bercerita soal tantangan bisnis dessert yang pernah dilaluinya berikut ini.
1. Modal perlengkapan jualan mahal
Perlengkapan jualan tentu berbeda dengan produksi rumahan. Putri mengakui bahwa modal berjualan dessert memang tidak murah.
"Alat-alatnya, step by step-nya harus pindah ke berapa tempat, kulkasnya harus banyak, memang mahal," ujar Putri saat ditemui Kompas.com, Kamis (1/12/2023).
Bahan baku dessert yang dibuat oleh Putri terdiri dari susu, cokelat, dan cream cheese.
Semua olahan susu atau dairy product itu harus disimpan di suhu dingin, baik sebelum dibuka kemasannya maupun dipakai setengahnya.
Bila salah menyimpan, bahan untuk membuat dessert bisa rusak dan tidak dapat digunakan untuk membuat makanan.
3. Tidak mudah dibawa ke luar
Cara mengemas dessert harus khusus. Mulai dari suhu hingga bahan bungkusan yang dipakai agar tidak mudah mencair.
Hal ini menjadi tantangan berat, mengingat produk dessert beku tidak bisa dibawa jauh, apalagi dijadikan oleh-oleh.
"Penanganannya tidak segampang nasi ayam. Kami pernah produknya hancur di jalan, bentuknya hancur sampai ke cetakannya. Kami lumayan lama trial and error," ujar Putri.
4. Butuh area produksi luas
Dessert dingin ini harus disimpan beku sehingga membutuhkan banyak kulkas dan freezer saat memproduksi dalam jumlah banyak.
"Dessert-nya harus ditata, tidak bisa ditumpuk satu, jadi butuh tempat besar," kata Putri.
Kabar baiknya, dessert beku bisa disimpan lama hingga berbulan-bulan karena ditaruh di suhu beku.
https://www.kompas.com/food/read/2023/12/16/113300775/modal-jual-dessert-mahal-dan-3-tantangan-lainnya-menurut-penjual-di