7 Tempat Makan Mi Legendaris di Medan, Ada yang Sejak 1932

KOMPAS.com - Wisata kuliner wajin dilakukan saat berkunjung ke Medan, Sumatera Utara. Kota ini punya deretan kuliner nikmat dan banyak yang legendaris. 

Mi atau bakmi adalah kuliner yang banyak diburu pencinta kuliner di Medan. 

Banyak tempat makan atau kedai yang menjual mi. Beberapa di antaranya termasuk tempat makan mi yang legendaris.

Namun perlu dicatat, kedai mi di Medan banyak yang menjual bakmi babi alias tidak halal. 

Berikut tujuh tempat makan mi di Medan yang bisa kamu kunjungi.

1. Mie Tiong Sim (non-halal)

Bagi pencinta mi, belum lengkap rasanya jika belum datang ke tempat ini. Pasalnya kedai Mie Tiong Sim buka sebelum Indonesia merdeka, tepatnya sejak 1940. 

Mie Tiong Sim terletak di Jalan Selat Panjang Nomor 7 dan buka mulai pukul 11.00 hingga 23.00 WIB.

Kedai ini selalu mempertahankan keaslian rasa dari generasi ke generasi.

Mie Tiong Sim memiliki tekstur yang halus dengan ukuran mi yang lebih kecil. Mi yang digunakan merupakan hasil buatan sendiri.

Harga per porsinya mulai dari Rp 42.000.

2. Mie Pansit YY (non-halal)

Mie Pansit YY termasuk tempat makan mi legendaris karena sudah ada sejak 1963. Kedai ini terletak di Jalan S. Parman Kompleks Ruko MBC, Blok - A, Nomor 10 - 11.

Tempat ini buka mulai pukul 07.30 hingga 22.30 WIB. Ketika mencobanya, kamu tidak perlu khawatir karena Mie Pansit YY ini termasuk mie yang sehat.

Hal ini karena mi yang digunakan dibuat sendiri dan menghindari penggunaan bahan sintetis karena bahan yang digunakan adalah bahan alami.

Salah satu contohnya yaitu telur bebek sebagai bahan pembuatan mi agar berwarna kuning dan tidak menggunakan bahan pengawet.

Meski demikian, mi ini tidak bisa bertahan lama sehingga harus segera dikonsumsi.

3. Mie Ayam Kumango

Kedai mi legendaris berikutnya adalah Mie Ayam Kumango. Lokasinya berada di Jalan Mangkubumi Nomor 16 dan buka mulai pukul 06.30 hingga 21.00 WIB.

Kedai mi ini sudah berdiri sejak 1958 sehingga sudah populer bagi masyarakat Medan.

Cita rasa mi ini sedikit berbeda karena menghadirkan sedikit cita rasa Tiongkok seperti penggunaan minyak wijen dalam penyajiannya.

Harga yang ditawarkan sekitar Rp 38.000.

4. Mie Ayam H. Mahmud S

Rasa yang lezat dan gurih membuat kedai ini mampu bertahan sejak 1988 dan semakin besar.

Mie Ayam H. Mahmud S terletak di Jalan Abdullah Lubis Nomor 57/71 yang buka mulai pukul 07.00 hingga 22.00.

Mie Ayam selalu laris dibeli oleh para pelanggan setianya karena minya yang dibuat sendiri. Terdapat Mie Ayam dan Mie Ayam Jamur yang bisa menjadi pilihan.

Mi dibuat sehat tanpa bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi dan teksturnya pun tetap terjaga dari masa ke masa.

Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 14.000.

5. Bakmi Khek (non-halal)

Bakmi Khek sudah hadir sejak 1967 dan hingga saat ini sudah ada pada generasi ke tiga.

Bakmi Khek terletak di Jalan Andalas Nomor 2 dan buka mulai pukul 05.30 hingga 11.30 WIB.

Ukuran mi yang digunakan sedikit lebih besar dan memiliki tekstur yang kenyal apabila dibandingkan dengan mi pangsit lain.

Mi ini biasanya oleh warga Medan dijadikan sebagai menu sarapan. Harga yang ditawarkan sebesar Rp 30.000.

6. Mie Pangsit Awai (non-halal)

Mie Pangsit Awai terletak di Jalan S. Parman Kompleks Ruko MBC Nomor 20 Blok A, Petisah Tengah dan sudah hadir sejak 1948.

Tempat ini sudah buka mulai pukul 6.45 hingga 22.00 WIB. Untuk mempertahankan cita rasanya, mi dibuat dengan hasil olahan sendiri.

Hal ini membuat cita rasa dan tekstur Mie Pangsit Awai tidak perlu diragukan lagi. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp. 20.000.

7. Bakmi Hock Seng (non-halal)

Tempat makan mi legendaris di Medan lainnya yaitu Bakmi Hock Seng yang terletak di Jalan Gwangju Nomor 17, Kesawan.

Kedai mie ini sudah hadir sejak 1932 dan buka mulai pukul 06.30 hingga 13.00 WIB.

Mi yang disajikan merupakan mi Hokkien yang teksturnya agak lebih tebal dan kenyal. Topping-nya eriah, campuran seafood dan daging babi. 

Harga untuk satu porsi mie ini berkisar Rp 60.000.