Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

15 Fakta Talas, Konon Sudah Dibudidayakan sejak 7.000 Tahun Lalu

KOMPAS.com - Talas merupakan tanaman termasuk umbi yang bisa ditemukan dengan mudah di Indonesia.

Biasanya, talas diolah jadi berbagai makanan ringan seperti keripik dan aneka gorengan.

Mengulik talas lebih jauh yang ternyata menyimpan banyak fakta menarik untuk diketahui. Simak 15 fakta seputar talas berikut ini.

Melansir dari buku “Untung Berlipat Dari Budi Daya Talas Tanaman Multi Manfaat” oleh H. Rahmat Rukmana & H. Herdi Yudirachman terbitan Lily Publisher, talas berasal dari daerah di Asia Tenggara.

Tanaman talas juga dikenal dan sudah ditanam pada abad pertama di China. Konon, selama beradab-abad lamanya, talas menjadi bahan makanan pokok di beberapa daerah Asia dan Kepulauan Pasifik.

Talas lebih dulu dikunsumsi dan populer sebelum tanaman pada. Talas diperkirakan sudah dibudidayakan sejak 7.000 tahun yang lalu.

2. Talas punya banyak nama lokal

Secara umum, talas biasa dikenal sebagai taro, old cocoyam, eddo, dan dasheen.

Di Indonesia sendiri, talas memiliki banyak nama lokal di antaranya bolang atau taleus (Sunda), kladi, tales, candung (Bali), dan uju bima (Flores).

3. Talas sebagai pengganti beras

Masih melansir dalam buku yang sama, talas merupakan salah satu umbi-umbian yang bisa digunakan untuk bahan pangan alternatif beras.

Talas sebagai salah satu sumber genetik sudah teruji dan terbukti mampu beradaptasi dengan baik di Indonesia.

Dalam pengembangannya, talas bisa diandalkan sebagai penyediaan bahan pangan karbohidrat non-beras di Indonesia.

4. Tanaman talas sebagai menu sayuran yang lezat

Daun dan batang talas bisa digunakan sebagai menu sayuran seperti buntil.

Kamu harus mengetahui cara mengolah talas yang benar agar hasilnya enak dan tidak membuat gatal saat dimakan.

5. Cara olah talas agar tidak gatal

Melansir dari artikel Kompas.com yang tayang pada Senin (28/12/2020), Executive Chef GH Universal Hotel Bandung, Anton Kuswendi memberikan tiga cara mengolah talas agar tidak gatal.

Pertama, jemur talas di bawah sinar matahari dalam keadaan utuh atau sudah dipotong. Kedua, rendam dengan air garam selama kurang lebih 30 menit.

Ketika, rebus talas selama lebih kurang 15 menit.

Melansir dari laman eHow, kulit dan daging talas mengandung kalsium oksalat yang bisa menyebabkan iritasi kulit. Kandungan inilah yang membuat rasa menyengat di mulut bisa muncul.

7. Jenis talas di Indonesia

Dalam buku “Untung Berlipat Dari Budi Daya Talas Tanaman Multi Manfaat” oleh H. Rahmat Rukmana & H. Herdi Yudirachman terbitan Lily Publisher menyebutkan, tanaman talas memiliki beberapa genus yang tersebar di Kepulauan Samudra Pasifik.

Warna daging umbi dari genis tersebut adalah putih, cream, kuning, jingga, merah muda, ungu, dan merah.

Ada talas rawa raksasa yang biasanya dijadikan tanaman hias dan bahan pakan ikan.

Menambahkan dari majalah “Saji ED 433 Maret 2019” terbitan PT Gramedia Pustaka Utama, ada jenis talas yang biasa dikonsumsi di Indonesia.

Jenis talas itu adalah talas ungu dan talas putih. Talas ungu terdapat di Pontianak sementara talas putih terdapat di Bogor.

Melansir dari laman FOOD52, pilih talas yang memiliki tekstur keras dengan kulit bebas bintik termasuk jamur atau retakan.

Hindari memilih talas yang teksturnya lembek dan berair karena itu menandakan talas dalam keadaan yang kurang baik.

9. Cara simpan talas

Umbi talas yang sudah dipanen sering kali menjadi mudah rusak. Oleh karena itu, simpan umbi talas dalam suhu rendah sekitar 7-15 derajat celsius.

Namun biasanya, cara simpan talas di Indonesia dilakukan di kolong lumbung dapur.

10. Bedanya talas dan ubi

Buat kamu yang bertanya-tanya, apa beda talas dan ubi. Perbedaan keduanya ada pada warna, rasa, hingga penggunaan.

Talas memiliki rasa yang manis tetapi tidak hanya terbatas pada hidangan penutup saja. Talas bisa digunkana untuk membuat sup, kari, atau aneka gorengan.

Sementara ubi memiliki rasa manis yang cukup mendominasi sehingga cocok untuk digunakan sebagai hidangan penutup seperti masakan dengan krim.


11. Talas sebagai obat tradisional

Akar rimpang dan getah dari talas bisa digunakan sebagai obat tradisional. Misalnya saja, cairan dari akar rimpangnya bisa digunakan sebagai obat bisul.

12. Umbi talas bisa diolah menjadi tepung

Di Indonesia, talas juga bisa diolah menjadi tepung. Tepung talas bisa digunakan untuk membuat makanan dan minuman seperti kulit pizza dan es krim.

Talas bisa dimasak dengan cara digoreng, direbus, atau dikukus. Namun, hindari untuk mengonsumsi talas tanpa mengolahnya karena kandungan kalsium oksalat yang bisa menyebabkan gatal di mulut.

Salah satu olahan talas yang bisa kamu coba adalah resep talas goreng isi sayuran yang mudah dipraktikkan di rumah.

Ada cara mengolah talas menjadi keripik yang mudah kamu ikuti. Caranya adalah irit tipis talas dan rendam dengan air kapur sirih.

Haluskan bumbu seperti bawang, kunyit, kencur, dan cabai. Tumis dan masukkan talas yang sudah diangkat dan digoreng sebelumnya. Campurkan rata dan nikmati.

Talas goreng disebut juga dengan uyen di Medan dan Pontianak. Umumnya, uyen disajikan dengan sambal cuka yang cair.

Kamu bisa coba mengikuti resep talas goreng dengan panduan membuatnya berikut ini.

Buku “Untung Berlipat Dari Budi Daya Talas Tanaman Multi Manfaat” oleh H. Rahmat Rukmana & H. Herdi Yudirachman terbitan Lily Publisher bisa dibeli di Gramedia.com.

Majalah “Saji ED 433 Maret 2019” terbitan PT Gramedia Pustaka Utama bisa dibeli di Gramedia.com.

https://www.kompas.com/food/read/2021/09/29/131300875/15-fakta-talas-konon-sudah-dibudidayakan-sejak-7000-tahun-lalu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke