Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Langkah Ignasius Jonan Berkebun Hidroponik di Rumah, Cocok Dicontoh Pemula

Hal itu yang coba dilakukan mantan Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral Ignasius Jonan.

Semenjak pensiun dari kabinet Oktober 2019 lalu ia memulai hobi baru yakni berkebun hidroponik di pekarangan rumahnya.

“Waktu saya pensiun kan kegiatannya langsung menurun banyak. Jadi cari hobi yang kira-kira bisa menarik saya dan ada manfaatnya baik untuk saya atau orang lain,” kata Jonan ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (17/9/2020).

“Menarik bagi saya ya kira-kira hal yang tidak pernah saya lakukan dalam hidup yaitu bercocok tanam,” sambung dia.

Langkah Jonan berkebun hidroponik di rumah bisa kamu contoh, khususnya bagi pemula yang ingin mulai berkebun, seperti berikut: 

1. Mulai instalasi hidroponik

Jonan pun mencoba untuk mencari tahu lebih lanjut soal bercocok tanam dengan cara hidroponik ini lewat internet. Setelah itu ia pun meminta orang untuk memasang instalasi sistem hidroponik di rumahnya.

Ia bersama seorang penjaga rumahnya kemudian belajar pada orang yang menginstal sistem hidroponik tersebut, ditambah dengan belajar sendiri lewat internet.

“Ya sudah berdua saja kita coba. Dia juga enggak biasa (hidroponik) jadi ya kita berdua belajar bareng-bareng lah, coba saja. Buktinya kan bisa ya.”

2. Pilih tanaman

Semenjak memulai hobi barunya ini pada akhir 2019 hingga kini pria 57 tahun ini sudah memiliki empat klaster hidroponik yang tersebar di pekarangan dan area rooftop rumahnya.

Setiap klasternya memiliki 500 titik tanaman, sehingga totalnya Jonan memiliki 2.000 titik tanaman.

Di setiap klaster ia menanam jenis tanaman yang berbeda, yakni bayam, kangkung, sawi, dan selada. Masing-masing 500 titik tanaman.

“Pertimbangannya karena sederhana penanamannya," jelas Jonan. 

Ia menyebutkan ada tanaman yang memang rumit penanamanya, yakni tanaman yang menghasilkan buah seperi tomat dan cabai.

"Saya belum sih ke sana. Itu lama soalnya (tumbuhnya),” papar Jonan.

Menurutnya, jenis tanaman yang ia tanam cenderung mudah perawatannya dan tidak membutuhkan waktu lama untuk bisa dipanen.

Misalnya saja kangkung dan bayam yang bisa dipanen sekitar 2-3 minggu sejak ditanam. Sementara sawi dan selada butuh waktu sekitar 3-4 minggu.

Namun jika Jonan menanam tomat atau cabai, mungkin butuh waktu 1,5-2 bulan agar bisa dipanen.

Hasil panen dari kebunnya ini menurut Jonan sudah bisa jadi suplai bahan pangan sayuran untuk keluarga sehari-hari.

Pasalnya ia berusaha untuk menanam secara berkelanjutan, dengan kata lain panennya akan berlangsung bertahap tidak sekali habis.

Sekali panen, ia bisa memperoleh sekitar dua kilogram jika tanaman yang ia panen dari 100 titik.

Itu dengan asumsi per sayuran dalam satu lubang punya berat kira-kira 200 gram.

“Kalau 2.000 lubang ya dikalikan sendiri saja, sekitar 40 kilogram sayur itu kan banyak. Biasanya dimakan sendiri, dibagi ke teman-teman juga. Enggak dijual lagi sih.”

3. Modal awal hidroponik

Salah satu alasan Jonan memilih berkebun dengan cara hidroponik salah satunya adalah modal awal yang tak terlalu besar.

Ia mengaku sejak awal memang langsung membangun 2.000 titik tanaman dengan luas total sekitar 5x10 meter yang disusun vertikal ke atas.

Biaya yang ia keluarkan untuk instalasi 2.000 titik hidroponik tersebut kira-kira Rp 7-10 juta.

https://www.kompas.com/food/read/2020/09/17/170700375/3-langkah-ignasius-jonan-berkebun-hidroponik-di-rumah-cocok-dicontoh-pemula

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke