Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dinda Pernah "Gap Year" 2 Tahun, Kini Jadi Lulusan Terbaik

Kompas.com - 24/03/2024, 16:48 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Terlambat kuliah, bukan menjadi halangan bagi Dinda Dwi Krosmonica. Perempuan yang akrab disapa Dinda ini dulunya pernah tak kuliah selama dua tahun atau gap year.

“Jadi saya lulus SMK tahun 2016 Jurusan Akuntansi. Lalu saya ingin berkuliah, namun belum beruntung. Dan pada akhirnya saya bekerja di di Rumah Sakit Umum Al Islam HM Mawardi Krian di bagian front office. Oleh karena itu saya memilih jurusan kuliah saya sesuai dengan bidang pekerjaan saya,” kata Dinda, dilansir dari laman Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Minggu (24/3/2024).

Ia mengatakan, beberapa orang menganggap jika seseorang telah memiliki pekerjaan, mereka akan lebih memilih bekerja daripada kuliah.

Baca juga: Kisah Radit, Mahasiswa Tunanetra Lulus Cumlaude UI dengan IPK 3,84

Namun hal itu berhasil ditepis oleh Dinda. Meskipun sudah bekerja, ia tetap bersemangat untuk berkuliah saat bekerja.

Dinda terus bekerja dan rajin menabung untuk mendaftar kuliah. Hingga akhirnya, tahun 2019 ia memutuskan untuk berkuliah di kampus yang menerima mahasiswa pekerja.

"Keputusan saya ini juga didukung oleh keluarga. Mereka senang karena saya masih semangat untuk melanjutkan studi saya walaupun saya sudah punya pekerjaan. Namun, orangtua saya bilang kalau mereka tidak bisa membiayai kuliah saya. Itu juga yang menjadi saya semangat untuk berkuliah," lanjut perempuan berusia 25 tahun itu.

Saat ini, ia merupakan lulusan terbaik pada wisuda ke-42 Umsida yang berasal dari program studi D4 Manajemen Informasi Kesehatan.

Ia menyelesaikan masa kuliahnya selama 4 tahun dengan IPK 3,85.

Bekerja sembari kuliah, lulus jadi wisudawan terbaik

Dinda membiayai kuliahnya dari hasil kerja di rumah sakit untuk menunjang kariernya di dunia rekam medis dan menggali ilmu rekam medis lebih dalam.

Saat menjalani perkuliahan, Dinda beberapa kali merasa putus asa karena kendala mengatur waktu.

"Kerja saya ada tiga shift, dan kalau misalnya di prodi ada kegiatan itu saya sedikit kesulitan untuk membagi waktu, seperti waktu PKL kemarin. Pernah ada momen saat saya PKL di RSUD Sidoarjo. Saya tidak ingin meninggalkan kedua kesibukan itu. Jadi akhirnya saya mengorbankan waktu tidur dan akhir pekan saya untuk bekerja," jelas perempuan kelahiran 3 Juli 1998 tersebut.

Untungnya, lingkungan kerjanya sangat mendukung kegiatannya yang cukup padat. Biasanya Dinda bertukar shift dengan teman kerjanya sehingga ia bisa berkuliah.

Baca juga: Kisah Riqy Bisa Lolos Jadi Akpol, Orangtua Rela Tidak Tidur Malam Hari

Dinda mengatakan, ibu menjadi satu-satunya motivasi Dinda untuk bisa berjuang dan bertahan agar ia bisa lulus kuliah tanpa meninggalkan pekerjaannya.

Sedari dulu, Dinda memiliki cita-cita untuk membahagiakan orangtua terutama ibunya dan juga menaikkan derajat sang ibu.

Dinda sendiri gemetar ketika pertama kali Ia mendapat kabar bahwa ia terpilih menjadi lulusan terbaik. Ia hanya menceritakan kabar tersebut kepada teman loket tempatnya bekerja karena merekalah yang mengetahui kesulitan Dinda semasa kuliah.

Bahkan saat ia dinobatkan sebagai wisudawan terbaik, Dinda sengaja tidak memberitahu ibunya dengan tujuan memberikan kejutan. Dan benar saja, ketika di hari wisuda Dinda mengarahkan ibunya untuk duduk di kursi VIP khusus untuk wali mahasiswa terbaik.

"Jadi, ketika ibu saya tahu kalau saya menjadi lulusan terbaik kami menangis di tempat. Dan ibu saya spontan mengatakan bahwa dia bangga kepada saya itu sih momen yang paling membahagiakan," pungkas Dinda dengan terharu.

Setelah lulus kuliah dan mengikuti uji kompetensi, saat ini Dinda sudah dipindah bagian dari loket ke bagian Casemix. Sehingga bidang kuliah yang ia ambil sejalan dengan pekerjaannya yang dijalani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com