Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Radit, Mahasiswa Disabilitas UI yang Lulus dengan IPK 3,84

Kompas.com - 06/03/2024, 13:58 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Raditya Arief Putrasetiawan berhasil membuktikan bahwa keterbatasan diri bukan menjadi halangan untuk mencapai cita-cita.

Radit yang terlahir dalam kondisi tunanetra berhasil menamatkan pendidikan sarjana di Universitas Indonesia (UI) dengan predikat cumlaude.

Dia lulus dari Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,84.

Baca juga: Sosok Arya, Jadi Lulusan Terbaik Unsoed Tanpa Skripsi, Raih IPK 3,99

Radit mengatakan, prestasi yang diraihnya tidak terlepas dari support system yang ada di lingkungan UI. Keluarga, kampus, dan teman-teman adalah pihak yang paling berpengaruh atas keberhasilan pendidikannya.

Menurut dia, selama menjalani proses pembelajaran, kendala akan selalu ada.

"Namun, berkat support system yang bagus, dosen dan teman-teman yang banyak membantu, kendala-kendala tersebut bisa teratasi," kata dia dalam keterangan resminya, Rabu (6/3/2024).

Dia menyatakan, perkembangan teknologi digital saat ini memudahkannya untuk mengakses materi pembelajaran, karena bahan-bahan perkuliahan yang berbentuk teks dapat dikonversikan ke dalam audio. Hal itu tentu saja memudahkan teman-teman tunanetra saat belajar.

Selain itu, banyaknya e-book dan artikel di berbagai jurnal yang tersedia di perpustakaan juga membantunya dalam menyelesaikan tugas kuliah dan penelitian tugas akhir.

Penyandang Tunanetra banyak tertarik pada Bahasa

Radit mengangkat topik Minat dan Motivasi Penyandang Tunanetra dalam Pembelajaran Bahasa Arab pada penelitiannya.

Menurutnya, sekarang makin banyak penyandang tunanetra yang memiliki ketertarikan pada bahasa, karena menganggap peran bahasa itu penting, terutama sebagai modal guna mendapatkan prospek kerja yang lebih baik.

Baca juga: Kisah Ferdy Anak Buruh yang Lulus dengan IPK Tertinggi di UNY

Bahasa Arab banyak diminati, sebut dia, karena keindahan struktur dan keunikan bahasa.

Selain itu, bagi para tunanetra muslim ada keinginan kuat untuk dapat membaca, menghafal, dan memahami Al Quran langsung dari sumbernya.

Meski demikan, masih ada teman-teman tunanetra yang takut menempuh pendidikan umum, mengingat banyaknya kendala pada akses pembelajaran bagi para disabilitas.

Ketakutan tersebut akhirnya terbantahkan dengan keberhasilan Radit yang mampu membuktikan bahwa penyandang disabilitas dapat bersaing dan berprestasi.

Keberhasilannya membangkitkan rasa haru sekaligus rasa bangga Ibu dari Radit, Nira yang turut mendampingi saat prosesi wisuda.

Perjuangan Radit menjalani pendidikan formal

Ibu Nira bercerita tentang bagaimana perjuangan anaknya dalam menempuh pendidikan formal.

"Banyak sekali perjuangan yang ditempuh hingga ada di titik ini. Dari dia yang tidak bisa sampai dia berusaha. Saya selalu mengatakan, Kamu bisa. Saya bahagia, dia mau berusaha," tegas dia.

Menurut Nira, dulu Radit sangat menyukai mata pelajaran Matematika dan Fisika. Namun, sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), mimpinya terhenti.

Baca juga: Kisah Kobalen, Pernah Jadi Pemulung hingga Lulus S3 di UB dengan IPK 3,89

Kondisi fisik menghalanginya untuk menempuh pendidikan di bidang sains dan teknologi.

Meski begitu, Radit tak patah arang. Dia tetap memaksimalkan nilai-nilai mata pelajaran sosial, sehingga dapat masuk UI melalui SNMPTN jalur undangan.

Dengan diraihnya prestasi ini, Nira berharap anaknya dapat terus melanjutkan mimpi-mimpinya.

Dia juga berharap akses pendidikan dan pekerjaan di Indonesia untuk para disabilitas semakin terbuka, sehingga mereka tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk mendapatkannya.

Baca juga: Magda, Anak Buruh yang Lulus Cumlaude dan Langsung Kerja di Bank Indonesia

Nira percaya, di luar sana banyak anak-anak disabilitas yang juga berkompetensi dan mampu bersaing di bidang apa pun, asalkan mereka diberi kesempatan yang sama untuk memiliki akses dalam mengembangkan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com