Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Distribusikan Jutaan Buku Bacaan Bermutu, Badan Bahasa Targetkan 2 Hal

Kompas.com - 05/03/2024, 08:58 WIB
Erwin Hutapea

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Platform Merdeka Belajar Episode Ke-23 tentang Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia sudah berlangsung lebih dari satu tahun saat diluncurkan pada 27 Februari 2023.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengeklaim bahwa sejak diluncurkan, program itu telah mendistribusikan lebih kurang 15,4 juta eksemplar buku bacaan bermutu ke berbagai sekolah dasar (SD) di seluruh Indonesia, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) merupakan salah satu institusi pemerintahan yang ikut mendistribusikan buku bacaan tersebut.

Sekretaris Badan Bahasa Hafidz Muksin mengatakan, pihaknya ingin memastikan bahwa distribusi buku bacaan bermutu ke sekolah-sekolah itu memenuhi dua hal positif yang ditargetkan.

“Target pertama yaitu kami ingin lihat buku tersebut memberikan dampak positif untuk minat baca anak, bagaimana anak antusias untuk memilih buku yang mereka sukai,” ujar Hafidz Muksin dalam keterangan resminya, Senin (4/3/2024).

Target kedua, lanjutnya, yaitu peningkatan terhadap literasi sekolah berdasarkan hasil asesmen yang akan memperlihatkan tingkat literasi di sekolah tersebut sebelum dan setelah menerima bantuan buku bacaan.

Untuk memastikan pencapaian dua hal tersebut, Badan Bahasa bekerja sama dengan sejumlah pihak, antara lain pemerintah daerah, Kelompok Kerja Guru (KKG), dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Selain itu, kolaborasi juga dilakukan dengan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) dan Balai Guru Penggerak.

“Para pihak dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) tersebut pun bertanggung jawab meningkatkan literasi di daerahnya masing-masing. Mereka bersinergi untuk memanfaatkan buku bacaan dengan baik,” ucap Hafidz.

Ia menambahkan, program bantuan buku bacaan bermutu akan dilanjutkan pada tahun ini. Sasaran utamanya masih sama, yakni sekolah yang tingkat literasinya masih rendah.

Adapun lokasinya terutama di daerah 3T dan belum pernah menerima bantuan tersebut. Maksudnya supaya terjadi pemerataan distribusi sehingga menjangkau berbagai pelosok daerah.

Bahkan, ada rencana bahwa cakupannya akan diperluas pada tahun depan.
“Program ini akan berkelanjutan, bahkan tahun 2025 kami ingin memperluas jangkauannya, tidak hanya kelas 1, 2, dan 3 SD, tapi juga 4, 5, dan 6 SD. Bukunya pun akan disesuaikan,” tutur Hafidz.

Baca juga: Literasi Keuangan Berguna bagi Mahasiswa untuk Terhindar dari Pinjol Ilegal

Salah satu daerah yang mendapatkan bantuan buku tersebut adalah Provinsi Riau. Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau Toha Machsum mengungkapkan, ada 114 SD di wilayahnya yang telah memperoleh bantuan buku bacaan.

Setiap SD mendapatkan masing-masing sekitar 1.600 eksemplar buku. Secara terperinci, jangkauannya untuk satu kota dan lima kabupaten di Riau.

Tidak hanya mendistribusikan buku, Balai Bahasa Provinsi Riau pun melatih para guru dan tenaga pendidik agar bisa memanfaatkan buku tersebut bagi para siswa mereka.

“Guru dan perwakilan guru juga dilatih untuk berkompetensi memanfaatkan buku itu, terutama berkaitan dengan membaca nyaring,” kata Toha Machsum.

Pelatihan itu dinilai penting karena ketertarikan anak untuk membaca buku juga dipengaruhi oleh cara pendampingan dan penyampaian gurunya kepada murid.

Jika anak-anak merasa tertarik, pasti mereka akan terdorong untuk membaca buku dan akan berefek positif terhadap perkembangan pengetahuan mereka.

“Sebetulnya anak-anak haus bacaan, ini sangat bergantung cara guru mendampingi. Kalau betul dan menarik, tentu anak-anak akan terdorong untuk membaca dan efeknya positif, pengetahuan mereka akan semakin banyak,” imbuh Toha.

Untuk diketahui, hasil Asesmen Kompetensi Mininum (AKM) dalam Asesmen Nasional (AN) 2021 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami darurat literasi. Sebanyak satu dari dua peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi.

Hasil itu sejalan dengan capaian Program for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa skor literasi membaca peserta didik di Indonesia masih di bawah rata-rata peserta didik di negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan belum meningkat secara signifikan dalam 20 tahun terakhir.

Maka dari itu, diperlukan kualitas pembelajaran yang baik serta difasilitasi dengan ketersediaan dan pemanfaatan buku bacaan secara tepat untuk meningkatkan kompetensi literasi peserta didik di Indonesia.

Baca juga: Ada Bantuan Rp 50 Juta untuk Komunitas Penggerak Literasi, Simak Syarat dan Jadwalnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com