Lestarikan Bahasa Daerah, Festival Tunas Bahasa Ibu Sulselbar Tingkat SD Resmi Dimulai

Selain itu, bahasa daerah model ini masih digunakan sebagai bahasa yang dominan di dalam masyarakat tuturnya. Contohnya bahasa Jawa, Sunda, dan Bali.

Kedua, yakni Model B, daya hidup bahasa tergolong rentan, jumlah penutur relatif banyak, dan bahasanya digunakan secara bersaing dengan bahasa daerah lain di wilayah tersebut. Misalnya di Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

Terakhir, yang ketiga adalah Model C, dengan karakteristik daya hidup bahasanya tergolong dalam kategori mengalami kemunduran, terancam punah atau kritis, serta jumlah penuturnya sedikit dan sebaran wilayah tuturnya terbatas.

Contohnya bahasa daerah di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

“Sesuai modelnya masing-masing, yaitu tipe A, B, dan C, bahasa daerah di Sulawesi Selatan termasuk tipe B. Ini yang menjadi dorongan kita untuk terus melestarikan bahasa daerah,” jelas Ganjar.

Selain untuk tingkat sekolah dasar (SD), FTBI Provinsi Sulsel dan Sulbar 2023 juga digelar untuk tingkat sekolah menengah pertama (SMP) yang telah berlangsung pada 6-8 November 2023.

Ada empat jenis materi lomba pada festival ini, yaitu mendongeng, pidato, menulis cerita pendek, dan komedi tunggal.

Pesertanya berasal dari 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulsel dan tiga kabupaten di Provinsi Sulbar. Jumlahnya mencapai 243 orang, masing-masing dari tingkat SD dan SMP atau sederajat.

Adapun rumpun bahasa yang dilombakan yaitu bahasa Toraja, Bugis, Makassar, dan Mandar.