Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Budaya Patriarki Bikin Peran Pengasuhan Anak Makin Sulit

Kompas.com - 07/11/2023, 14:38 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Menantang stigma

Fenomena PMP dan kisah ayah Adi di atas menjadi satu narasi yang menantang hegemoni patriarki

Assila mengatakan, perubahan struktur keluarga memaksa ayah bertukar peran dan mematahkan peran mereka sebagai pencari nafkah utama. 

Sebab, kemampuan mencari nafkah dan mengasuh yang digadang-gadang alamiah terbukti dapat dipertukarkan.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, peningkatan persentase rata-rata pekerja perempuan adalah 54 persen dari total penduduk Indonesia per 2022, yaitu 273 juta jiwa.

Baca juga: Patriarki: Pengertian dan Sejarah Singkatnya

Keterlibatan perempuan di sektor industri sejak lima tahun terakhir berdampak pada ketimpangan gaji. Tidak jarang ditemukan kasus ketika gaji istri lebih besar dari gaji suami.

Hal itu berdampak pada tingginya angka perceraian. Data dari Kementerian Agama (Kemenag) pada 2022-2023 menunjukan bahwa perceraian lebih banyak dialami ibu pekerja ketimbang ibu rumah tangga.

“Stigma negatif ayah tidak kompeten dalam pengasuhan dan tingginya angka perceraian disebabkan gaji istri yang lebih tinggi sejatinya dapat dihindari dalam relasi nonpatriarki,” ungkapnya. 

Dia mengatakan, berbagi tanggung jawab, baik dalam perihal pengasuhan maupun ekonomi, dapat membuka ruang diskusi untuk bekerja sama secara fleksibel menjalankan tugas mencari nafkah dan pengasuhan.

Penelitian lain menemukan, peran serta ayah dalam pengasuhan dapat membantu keharmonisan dan kehangatan relasi suami-istri yang sudah berjalan selama 20 tahun pernikahan.

Baca juga: Kasus Perkosaan Anak di Bawah Umur oleh Oknum Polisi dan Efek Patriarki

Selain itu, peran ayah yang secara konsisten berinteraksi dengan anak dalam setiap tahap perkembangan dapat membangun kedisiplinan positif anak. 

Perkembangan sosial dan emosional yang sehat menumbuhkan kepercayaan diri anak, karena ada konsistensi pengasuhan dalam interaksi bermakna antara ayah dan anak. 

Pembagian tanggung jawab yang tidak dikunci dalam kedangkalan perbedaan biologis perempuan dan laki-laki sejatinya menjadi potensi untuk menciptakan relasi seimbang antara laki-laki dan perempuan.

Hubungan itu didasari relasi kemanusiaan tanpa mengagung-agungkan “kekuatan” salah satu jenis kelamin di atas “kelemahan” jenis kelamin yang lain. 

Sebagai informasi, sejak 2022, SEAMEO CECCEP bekerja sama dengan Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada 1981.

Baca juga: Patriarki: Pengertian dan Sejarah Singkatnya

Kerja sama antara Tanoto Foundation dan SEAMEO CECCEP fokus pada program-program pengembangan dan pendidikan anak usia dini di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com