Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UB Temukan Potensi Limbah Ini Jadi Bahan Alternatif Baterai

Kompas.com - 23/10/2023, 16:39 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Kendaraan listrik saat ini sudah banyak berlalu-lalang di jalanan Indonesia. Seperti motor atau mobil listrik.

Tapi, salah satu bahan yang paling vital dari kendaraan listrik ialah baterai. Hanya saja, harga baterai masih sangat mahal.

Terkait beterai listrik tersebut, tim mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Brawijaya (UB) menemukan potensi limbah cangkang tiram sebagai bahan baterai kendaraan listrik.

Adapun Temuan ini disebut Crossta Baterry oleh tim yang beranggotakan Ahmad Multazam Abdan, Ahmad Syarwani, Izza Lailatul Kasanah, Zainurrohman Prastomo, dan Uray Keisya Ranaputri.

Baca juga: Polines Inovasi Vespa Listrik, Ada Fitur Antimaling

Tim yang dibimbing oleh Prof. Akhmad Sabarudin, M.Sc., Dr.Sc. ini melakukan riset terhadap kandungan kalsium oksida yang ada pada cangkang tiram sebagai bahan baku baterai.

Bahan ini merupakan salah satu sumber energi masa depan yang bayak digunakan sebagai sumber energi kendaraan listrik.

Dilansir dari laman UB, Minggu (22/10/2023), penelitian ini didanai oleh Kemendikbud Ristek dan Universitas Brawijaya melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta.

Menurut Ahmad Multazam selaku ketua tim, baterai-baterai yang beredar dan digunakan saat ini, misalnya baterai Lithium atau baterai Nickel-Metal Hydride (Ni-MH), tidak banyak ditemukan di bumi serta membutuhkan biaya yang tinggi dalam pemanfaatannya.

Selain itu, Indonesia juga harus mengimpor unsur-unsur baterai tersebut dari China yang membuat biaya produksinya semakin membengkak.

Dijelaskannya, baterai kalsium mudah diisi ulang sehingga memiliki potensi besar untuk perkembangan teknologi di bidang energi di masa depan.

Sebab, baterai kalsium mengandung bahan baku yang melimpah dan biaya produksinya lebih rendah dibandingkan baterai jenis lainnya.

"Baterai kalsium (Ca-Ion) adalah inovasi penyimpanan daya dimana menggunakan kalsium sebagai bahan utamanya. Yang mana kalsium lebih mudah ditemukan keberadaannya di alam, sehingga harga baterai kalsium tergolong lebih murah daripada jenis baterai lain," jelas Multazam.

Baca juga: Mobil Listrik Unej Ikut Diwisuda, Ini Alasannya

Meski riset ini masih dalam tahap pengembangan dan masih memerlukan banyak evaluasi untuk menghasilkan bahan baku aternatif baterai yang efektif dan efisien, akan tetapi diharapkan riset ini dapat terus dioptimalisasi dan dikembangkan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com