Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Sastra 2023, Ada yang Baru dari Badan Bahasa

Kompas.com - 11/07/2023, 11:56 WIB
Erwin Hutapea

Penulis

“Kita harus bergerak bersama untuk sastra,” pesan Suharti.

Baca juga: Buku Prosa Gerilya, Perpaduan Sejarah, Sastra, dan Cerita Wisata

Berikut adalah daftar penerima Bantuan Pemerintah bidang Kebahasaan dan Kesastraan untuk kategori Fasilitasi Kesastraan, yaitu 1) Akademi Bangku Panjang Mingguraya; 2) Forum Lingkar Pena, Jawa Barat; 3) Forum Penulis Bacaan Anak; 4) Kampung Seni Tegal; 5) Keluarga Studi Sastra Tiga Gunung; 6) Klub Baca Petra; 7) Komunitas Dongeng Dakocan; 8) Komunitas Gemulun Indonesia; 9) Komunitas Jangkah Nusantara; 10) Komunitas Masyarakat Lumpur; 11) Komunitas Ngejah; 12) Komunitas Seni Lobo; 13) Lampung Literature; serta 14) Padepokan Kirik Nguyuh.

Selanjutnya, 15) Pelangi Sastra Malang; 16) Perkumpulan Seni Nusantara Baca; 17) Plak Plik Ngataku; 18) Pustaka Kabanti; 19) Ruang Rupa Metamorfosa; 20) Rumah Baca dan Kreativitas Tanah Ombak; 21) Rumah Kreatif Sahabat Nusantara; 22) Rumah Kreatif Suku Seni Kampar; 23) Teater Satu Lampung; 24) Yayasan Babasal Mombasa; 25) Yayasan Bintang Sekorong Muda; 26) Yayasan Cita Cerita Anak; 27) Yayasan Forum Komunitas Kreatif Sibolga - Tapanuli Tengah; serta 28) Yayasan Ruang Baca Komunitas.

Untuk penerima Bantuan Pemerintah bidang Kebahasaan dan Kesastraan kategori Bantuan Penghargaan Komunitas, yaitu 1) Komunitas Sastra Dusun Flobamora; 2) Pamarsudi Sastra Jawi; 3) Yayasan Triwida; 4) Yayasan Pakem Maddhu; serta 5) Sanggar Seni dan Budaya Pesaja.

Sementara itu, untuk penerima Bantuan Pemerintah bidang Kebahasaan dan Kesastraan kategori Penghargaan bagi Perseorangan, yaitu 1) Fatih Muftih, 2) Latief Setia Nugraha, 3) Eddy Mulyadi, 4) Supali Kasim, 5) Sri Setyowati, 6) Deni Rachman, 7) Faris Al Faisal, 8) Ahmad Fauzan, 9) Heri Condro Santoso, serta 10) I Putu Wahyu Wirayuda, 11) Wicahyanti Rejeki, 12) Angela Corine, 13) Abdul Aziz, 14) Destriyadi, 15) Ihsan Subhan, 16) Darwin Susianto, 17) S. Ahmad Assagaf, 18) Ndaru Murdopo, 19) Fitri Susilowati, serta 20) Askolani.

Selain penampilan musikalisasi puisi dari siswa SMAN 7 Manado, penonton yang hadir dari unsur pegiat sastra dan masyarakat umum ini juga dihibur oleh penampilan pembacaan puisi oleh Taufiq Ismail, Sutardji Calzoum Bachri, dan Peri Sandi Huizche.

Di samping itu, ada pembacaan cerpen oleh Putu Wijaya serta musikalisasi oleh Rinidiyanti Ayahbi. Kemudian, penonton juga disuguhkan dengan hiburan grup musik dari Inspektorat Jenderal Kemendikbud Ristek yang berkolaborasi dengan Fryda.

Terakhir, diumumkan pula pemenang hasil lomba kritik sastra dunia puisi Taufiq Ismail dalam rangka 88 tahun Taufiq Ismail yang diselenggarakan oleh Majalah Sastra Horison.

Dari 119 naskah kritik yang diterima panitia, dilakukan seleksi sesuai ketentuan. Hasilnya, 91 naskah memenuhi ketentuan lomba dan 28 naskah tidak memenuhi syarat, seperti jumlah kata kurang dari ketentuan atau naskahnya tidak sesuai dengan kriteria lomba.

Peserta lomba berasal dari semua provinsi dan dari luar negeri, seperti Australia, Malaysia, Rusia, dan Perancis.

Berikut nama 20 pemenang hadiah harapan lomba kritik sastra dunia puisi Taufiq Ismail, yaitu 1) Abdul Aziz Rasjid, 2) Ahmadun Yosi Herfanda, 3) Aji Saiful Ramadhan, 4) Anindita S Thayf, 5) Candrika Adhiyasa, 6) Idan Sahid, 7) Iis Wiati Kartadinat, 8) Imam Qalyubi, 9) Ismet Fanany, 10) Katarina Mellyna, 11) Khanafi, 12) Linda Ulfianah, 13) Maulana Abdul Azis, 14) Mezra E. Pellondou, 15) Narudin Pituin, 16) S. Prasetyo Utomo, 17) Saefudin Muhammad, 18) Suratman, 19) Wahyu Kris, serta 20) Yusri Fajar.

Sementara itu, tiga pemenang utama lomba kritik sastra dunia puisi Taufiq Ismail adalah sebagai berikut: Juara I adalah naskah kritik berjudul “Sejarah Kemanusiaan dan Relevansi Biografi Intelektual: Tiga Puisi Taufiq Ismail tentang Ricarda Huch” karya Hamzah Muhammad; Juara II adalah naskah kritik berjudul “Bunyi dan Bumi: Telisik Puitika Profetik Taufiq Ismail melalui Puisi Ekologis dalam 3 Variasi” karya Asep Subhan; dan Juara III adalah naskah kritik berjudul “Trem di San Fransisco, Lokomotif di Musim Dingin: Taufiq Ismail Penyair Kosmopolit?” karya M. Nanda Fauzan.

Pada kesempatan terpisah, salah satu pengisi acara, Rinidiyanti Ayahbi yang membawakan aransemen puisi karya Taufiq Ismail berjudul “Siluet” lewat solo gitar, menyampaikan bahwa acara Malam Sastra jadi wadah untuk meningkatkan kualitas sastra di Indonesia.

“Kegiatan seperti Malam Sastra, kiranya dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, sebagai ajang untuk membangun semangat serta mendorong generasi muda untuk menyukai dan membaca karya sastra,” jelas Rini.

Senada dengan itu, salah satu penonton yang hadir, Imam Maarif, yang juga seorang penyair, mendukung terlaksananya acara Malam Sastra secara masif.

“Dorongan secara masif akan terwujud, jika kegiatan Malam Sastra juga dilaksanakan oleh Kantor Balai Bahasa di seluruh Indonesia sehingga bibit sastrawan di daerah dapat terbina dengan baik,” pungkas Imam.

Baca juga: FTBIN 2023, Terobosan untuk Lahirkan Penulis Muda Karya Sastra Daerah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com