Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenaker: Kemampuan Digital Karyawan Indonesia Masih Rendah

Kompas.com - 15/03/2023, 13:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Sebesar 52,1 persen perusahaan di Indonesia masih kesulitan untuk mencari karyawan dengan kemampuan digital atau digital skill.

Data ini berdasarkan survei yang dilakukan East Ventures pada tahun 2022 dan dikemukakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Republik Indonesia saat agenda Ministrial Lecture Kemenaker RI di Universitas Brawijaya, Selasa (14/3/2023).

Sekretaris Jenderal Kemenaker RI Prof Anwar Sanusi mengungkapkan, masih banyak calon karyawan di Indonesia yang tidak memiliki digital skill.

"Sebaliknya hanya 7 persen saja perusahaan yang merasa mudah mencari karyawan dengan kemampaun digital," ucapnya, dikutip dari rilis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.

Baca juga: Frisian Flag Buka Lowongan Kerja Lulusan S1 dan S2 Banyak Jurusan

Dari survei tersebut, Anwar Sanusi mengatakan, 56,3 persen calon pekerja hanya menguasai secara teoritis, bukan secara aplikatif.

“Bahkan 32,4 persen perusahaan menilai calon karyawan tidak memiliki kemampuan digital yang memadai sesuai dengan keinginan perusahaan,” sambungnya.

Sementara secara global, peringkat Indonesia untuk daya saing digital juga masih rendah.

Anwar Sanusi menjelaskan, dari data IMD World Digital Competitiveness Rangking 2022, Indonesia berada di peringkat 51 dari 63 negara.

"Indonesia lemah dalam pilar knowledge berada di posisi 60 dan subpilar training dan education berada di peringkat 62," paparnya.

Upaya Kemenaker tingkatkan kemampuan digital

Anwar Sanusi menjelaskan, Kemenaker mengeluarkan kebijakan ketenagakerjaan yaitu adaptif, resilien, dan inklusif.

"Ada lima hal yang dilakukan Kemenaker yaitu reformasi dan pendidikan pelatihan vokasi, optimalisasi system informasi dan layanan pasar kerja, perluasan kesempatan kerja, jaminan sosial dan perlindungan tenaga kerja yang adaptif, serta hubungan industrial yang harmonis," jelas dia.

Baca juga: 44 Lowongan Kerja Freeport bagi Lulusan D4, S1 dan S2 Banyak Jurusan

Tidak hanya itu, Kemenaker telah melakukan 9 lompatan terkait ketenagakerjaan, yaitu transformasi Balai Latihan Kerja, Link and Match Ketenagakerjaan, Transformasi Program Perluasan Kesempatan kerja, dan pengembangan talenta muda.

"Ada juga perluasan pasar kerja luar negeri, visi baru hubungan industrial, reformasi pengawasan ketenagakerjaan, pengembangan ekosistem digital ketenagakerjaan dan reformasi birokrasi," tutur Anwar.

Kemenaker juga sudah menyiapkan ekosistem digital ketenagakerjaan yaitu SIAP kerja (Sistem Informasi dan Aplikasi Pelayanan Ketenagakerjaan) dan Satu Data Ketenagakerjaan (SDK).

“Ada beberapa aspek digital juga yang lain seperti Skillhub yang digunakan untuk marketplace peningkatan keahlian melalui pelatihan. Sertihub yang digunakan untuk marketplace sertifikasi profesi. Informasi pasar kerja melalui Karirhub dan Bizhub untuk program perluasan kesempatan kerja,” paparnya.

Selain itu, terdapat program talenta muda untuk Indonesia, yaitu Talent Scouting, Talent Fest, Talent Corner, dan Talent Class.

Dia pun berharap para calon karyawan atau tenaga kerja muda tidak takut terhadap digitalisasi.

Ia meminta para calon karyawan atau pekerja ini bisa meningkatkan soft skill dan berpartisipasi aktif dalam jejaring atau komunitas keterampilan kontemporer.

"Jangan pernah berhenti belajar dan jangan mudah menyerah terhadap persaingan di dunia kerja. Bangun komunikasi dan profesionalitas di tempat kerja dengan berbagai generasi, dan terus membangun branding keterampilan diri," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com