Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen FKKMK UGM: Seperti Ini Penyebab Buta Warna

Kompas.com - 23/02/2023, 14:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu alat indera manusia yang penting ialah mata. Dengan mata, seseorang bisa melihat kehidupan yang ada di dunia ini.

Dokter Indra Tri Mahayana, Ph.D., Sp.M., dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan penjelasan terkait mata.

Dalam Bincang Sehat RAISA (Radio Indonesia Sehat), Selasa (21/2/2023), dr. Indra menjelaskan bahwa mata manusia normal punya 2 fotoreseptor.

Adapun fotoreseptor itu berguna untuk mendeteksi gelap terang dan mendeteksi warna merah, hijau, dan biru.

Baca juga: Dosen FKKMK UGM: Seperti Ini Ciri Thalasemia dan Pengobatannya

Namun jika mata tidak bisa mendeteksi warna merah, hijau, biru, atau ketiganya, maka kondisi tersebut dinamakan buta warna.

Penyebab buta warna

Dijelaskan, buta warna bisa terjadi karena bawaan dan dapatan.

Buta warna bawaan berarti seseorang terlahir dengan buta warna, entah warna merah, hijau, atau biru.

"Namun biasanya yang paling banyak adalah buta warna merah atau hijau, sedangkan buta warna biru adalah kasus yang paling sedikit ditemui," ujar dr. Indra dikutip dari laman FKKMK UGM.

Untuk buta warna dapatan bisa terjadi karena penyakit tertentu, misalnya peradangan pada optik neurotis.

"Jika buta warna bawaan tidak bisa disembuhkan, buta warna dapatan mungkin bisa sembuh jika penyakit asalnya diatasi," imbuh dia.

Ia menjelaskan, skrining buta warna bisa dilakukan sejak usia sedini mungkin, dengan batas minimal usia 6 tahun.

Tentu hal ini karena asumsinya, setelah usia 6 tahun kognitif anak sudah terbentuk dan bisa membaca.

Baca juga: Dosen FKKMK UGM: Ini Pentingnya Kontrasepsi bagi Suami Istri

Sedangkan bagi penderita buta warna, penglihatan bisa dibantu menggunakan lensa. Tujuannya adalah membantu meningkatkan kontras penderita buta warna.

"Lensa ini bukan sebagai treatment yang akan membantu penyembuhan," jelas dokter Indra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com