KOMPAS.com - Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk memperhatikan sekolah swasta yang mengalami kekosongan guru setelah para guru swasta lolos Seleksi PPPK Guru ke sekolah negeri.
Ia mengatakan, Kemendikbud Ristek harus mampu meyakinkan para guru yang telah lulus menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk bisa mengajar di sekolah swasta asalnya agar tidak ada kekosongan guru.
Sebelumnya, terang dia, sejumlah sekolah swasta kekurangan guru karena gurunya sudah pindah ke sekolah-sekolah negeri.
Baca juga: Pengumuman PPPK Guru 2022 Ditunda, Cek Berkala di sscasn.bkn.go.id
"Kalau yang sudah terangkat ya seharusnya mutasi, Oleh karena itu tapi ada aturan mutasi biasanya sekian tahun baru mutasi tapi ini menurut saya haruslah dicarikan semacam diskresi ya, supaya sekolah-sekolah swasta ini tidak mengalami stagnasi," kata Zainuddin dalam kunjungannya ke Surabaya, Jawa Timur, dilansir dari laman resmi DPR RI.
Zainuddin mengatakan, yayasan dan kepala sekolah swasta dilanda kebingungan karena harus menyediakan guru pengganti dalam waktu singkat.
Apalagi bagi jenjang sekolah menengah Kejuruan (SMK) yang guru-guru produktifnya lolos seleksi PPPK, tidak mudah mencari guru produktif dalam waktu singkat, apalagi menjelang ujian akhir sekolah.
"Mereka kesulitan mencari guru senior, jangankan guru senior, mencari guru biasa saja tidak mudah. Contohnya di Dapil saya seorang guru yang harus kehilangan wakil Kepala Sekolah yang telah lulus PPPK," ungkapnya.
Selain ancaman kekosongan guru, Zainuddin juga menyinggung terkait peningkatan kompetensi guru.
Baca juga: Beasiswa bagi Guru ke Jepang 2023, Uang Saku Rp 16 Juta Per Bulan
"Guru juga perlu juga peningkatan kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, Kompetensi sosial personalnya ini harus dengan skema-skema yang jelas, sekarang banyak perubahan, salah satu implementasi kurikulum Merdeka itu yang memahami IKM saja," tegasnya.
Diharapkan guru penggerak dapat menjadikan pengalaman sebagai pedoman untuk menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan ekosistem sekolah untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak atau berpusat kepada murid untuk menjadi lebih kreatif.
"Maka dari itu experience is the best teacher, guru terbaik adalah pengalaman, ini dikemas sebagai mempertemukan siswa dengan guru terbaik. Apa itu guru terbaik, pengalaman inilah menurut saya harus dilakukan, kalau kemudian dalam pelatihan kepada guru-guru ini, guru perlu cerdas dan kreatif, mempertemukan siswanya dengan pengalaman terbaiknya maka pembelajaran itu akan efektif," tutupnya.
Baca juga: Beasiswa Kursus Bahasa Mandarin 2023, Uang Saku Rp 12 Juta Per Bulan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.