Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenag Bakal Penuhi Kekosongan Guru MAN Unggulan

Kompas.com - 10/02/2023, 20:26 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Sebanyak 36 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Unggulan masih kekurangan 120 guru.

Kementerian Agama (Kemenag) akan memenuhi kebutuhannya, antara lain melalui skema pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK).

Baca juga: Bobol Rekening Lewat WhatsApp, Dosen Unair: Pelaku Incar Pengguna HP Android

"Meskipun P3K ini belum memenuhi kebutuhan substansial pendidik, karena pengangkatan P3K hanya meningkatkan status kepegawaian seseorang," ucap Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Rohmat Mulyana Sapdi mengutip laman Kemenag, Jumat (10/2/2023).

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, M Zain menyatakan, Kemenag akan tetap berusaha memenuhi masalah pendidik ini.

"Tahun ini, patut disyukuri bahwa jumlah PPPK untuk madrasah mencapai 49 ribu," jelas dia.

M Zain juga memaparkan Grand Desain Pengembangan Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah.

Menurut dia, dalam dua tahun ke depan, Direktorat GTK fokus pada empat hal, yaitu implementasi kurikulum merdeka, integrasi keilmuan, literasi digital, dan moderasi beragama.

Kepala Sub Direktorat Bina MA/MAK, Anis Masykhur melaporkan bahwa Direktorat GTK sedang mempersiapkan pembekalan Implementasi Kurikulum Merdeka bagi para guru madrasah.

Secara umum, kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang salah satu corak model pembelajarannya memfokuskan pada aktifitas "berpusat pada peserta didik".

Anis melaporkan, Implementasi Kurikulum Merdeka tahun anggaran 2023 akan disupport dari program komponen tiga yang terintegrasi pada program Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang berasal dari anggaran bantuan World Bank.

Selain itu, tahun ini akan mendapatkan tambahan anggaran yang akan difokuskan pada penyiapan pengawas.

Baca juga: 10 Prodi UPN Veteran Jakarta Paling Diminati, Referensi SNBP 2023

Implementasi Kurikulum Merdeka membutuhkan energi besar karena berkaitan dengan banyak aspek pendukungnya.

Tidak hanya persoalan kesiapan SDM-nya saja, tapi juga infrastrukturnya.

Lanjut Rohmat Mulyana mengingatkan, untuk dikoordinasikan dengan sistem pendukungnya, baik EMIS maupun SIMPATIKA.

Menurut dia, aktifitas guru pada SIMPATIKA harus disesuaikan terlebih telah terjadi perubahan kurikulum .

"Jangan sampai kinerja Guru tidak bisa dilaporkan pada SIMPATIKA," tegas dia.

Salah satu corak Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berdiferensiasi yang mana setiap anak yang memiliki kemampuan yang berbeda harus diberikan pelayanan sesuai karakternya.

Baca juga: Mengenal Aqiilah, Wisudawan Sarjana Terbaik Unpad

Para siswa dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai passion yang dimilikinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com