Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog Unesa: Aksi Gangster akibat 4 Faktor Ini, Salah Satunya Game

Kompas.com - 14/12/2022, 21:27 WIB
Dian Ihsan

Penulis

Jika lingkungan pertemanannya positif, tentu mereka bisa menyalurkan energinya ke arah yang positif.

Namun, ketika lingkungan pertemanannya negatif, maka bisa berbahaya.

Remaja bisa punya ruang dan peluang untuk menceritakan, merencanakan dan melakukan apa saja di dalam lingkungan pertemanannya.

"Anak-anak yang lugu saja, kalau ada di kelompok pertemanan yang agresif bisa ikutan agresif," ungkap dia.

3. Game konten kekerasan (violence)

Ternyata, tawuran dan aksi kekerasan juga disebabkan karena faktor game yang tidak bisa lepas dari keseharian anak-anak muda.

Laporan We Are Social pada awal 2022, menempatkan Indonesia sebagai pemain video game terbanyak ketiga di dunia.

Baca juga: Pernah Kuliah di Singapura, Ini Jurusan yang Dipilih Kaesang Pangarep

Jenis game yang dimainkan remaja bahkan anak-anak ini mengandung unsur kekerasan.

"Satu sisi game perang ini bisa berdampak pada aspek emosi atau mental remaja sehingga terbiasa dengan hal-hal yang sering mereka mainkan di game. Di sisi lainnya, game seperti jadi sarana melampiaskan keresahan mereka dan ujung-ujungnya bisa berdampak pada perilaku mereka sehari-hari seperti lebih agresif dan temperamen misalnya," tutur dia.

4. Pelajaran

Selain itu, juga bisa disebabkan karena kurangnya muatan pelajaran keagamaan yang mereka dapatkan di rumah maupun di sekolah.

Bagi Nurchayati, pendidikan agama tidak bisa hanya sebagai pelajaran tambahan, tetapi benar-benar sebagai sarana pendidikan nilai dan karakter anak-remaja.

Baca juga: Prof. Aisyah, Guru Besar Unesa yang Jadi Atdikbud di Filipina

"Kalau arahnya ke sana, berarti bukan hafalan muatannya, tetapi lebih ke praktik atau pembiasaan dan keteladanan. Nilai agama ini bisa menjadi rem buat remaja dalam menyalurkan energi mereka," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com