Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2022, 16:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Konferensi Internasional secara daring, Kamis (17/11/2022).

Ada beberapa narasumber yang membahas mengenai tema "Isu Riset Psikologi Pasca-Pandemi". Sedang fokusnya menyoroti Malaysia setelah epidemi.

Salah satu narasumber, Prof. Madya Dr. Sopian Bujang dari Faculty of Cognitive Science and Human Development, Universiti Malaysia Sarawak mengatakan, ekonomi pasca Covid-19 Malaysia terkena dampak yang tidak baik.

Perekonomian turun 17,1 persen, sedang tingkat pengangguran pekerja bertambah 4,6 persen, dan 66 persen orang bekerja dari rumah.

Baca juga: Muri Menobatkan Dosen UAD Jadi Guru Besar Termuda, Berapa Usianya?

"Dampak ini sangat memukul kami. Setelah hampir 2 tahun berjuang melawan Covid-19, Malaysia telah memasuki fase epidemi. Banyak perbedaan yang terlihat jelas di berbagai aspek dan lingkungan dari sebelumnya," ujarnya dikutip dari laman UAD.

Ia menjelaskan dari sudut pandang psikologis tentu berdampak pada pekerja Malaysia. Seperti penurunan efisiensi kerja.

Kecemasan muncul di berbagai pekerjaan dan tempat kerja yang berbeda, dengan tingkat data 27,5 persen untuk pekerja garis depan dan 37,7 persen untuk pekerja non-garis depan.

"Penyebab kecemasan dan depresi bisa dilihat dari 3 aspek, yakni keamanan kerja, work-life balance, dan isolasi masyarakat. Masih banyak aspek lain yang membuat masyarakat cemas, tetapi di masa Covid-19 ini psikologi lebih mudah terserang," terangnya.

Baca juga: Dosen UAD: Ini Cara Menjaga Kesehatan Mental bagi Dosen dan Mahasiswa

Dikatakan, pendidikan kesehatan jiwa merupakan proyek sistematis jangka panjang yang tidak dapat dicapai dalam semalam, juga tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja.

"Karena itu diperlukan kerja sama dan upaya semua pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat," katanya.

Madya juga mengatakan terkait masalah penelitian psikologis usai Covid-19 di Malaysia. Ia menyimpulkan dalam menghadapi Covid-19, perlu menyesuaikan mentalitas terlebih dahulu.

Tetap bekerja dan istirahat secara teratur, mengambil tindakan antiepidemi, berolahraga dan tetap bahagia, serta menjaga kekebalan yang kuat. Hal paling penting adalah pelatihan kesehatan mental.

Usai memasuki era Covid-19, perkembangan kesehatan mental tentunya harus lebih diperhatikan.

Baca juga: Prodi Sastra Indonesia UAD Beri Pelatihan Copywriting Siswa SMK

Yakni dengan melihat realitas yang ada dipadukan dengan isu-isu hangat sosial, meningkatkan relevansi pendidikan kesehatan jiwa, dan memastikan ketepatan waktu pendidikan kesehatan jiwa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com