Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kelebihan Kurikulum Merdeka, Apa Saja?

Kompas.com - 16/10/2022, 16:11 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kurikulum Merdeka yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memiliki kelebihan dengan kurikulum sebelumnya.

Apa saja yang berbeda dari Kurikulum Merdeka? Kurikulum Merdeka dirancang dengan kelebihan yang menyesuaikan perkembangan zaman.

Misalnya, lebih sederhana dan lebih mendalam, termasuk memberikan “kemerdekaan” bagi satuan pendidikan dalam mengembangkannya, serta menghadirkan sistem pembelajaran yang lebih relevan dan interaktif.

Dilansir dari laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam.

 Baca juga: 5 Beasiswa S1-S3 ke Luar Negeri Tanpa Perlu Nilai IPK atau Rapor

Konten dalam kurikulum ini akan lebih optimal bagi peserta didik untuk bisa mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Kurikulum ini dirancang untuk menciptakan kreativitas dan juga fleksibilitas bagi guru untuk menyesuaikan kondisi satuan pendidikan.

Transformasi kurikulum ini akan membawa berbagai perubahan bagi kurikulum pendidikan di Indonesia ke depannya.

Setidaknya, ada empat arah perubahan kurikulum di Indonesia melalui Kurikulum Merdeka. Bisa dibilang, 4 hal dibawah ini adalah kelebihan dari Kurikulum Merdeka. Seperti apa? Berikut rinciannya.

1. Struktur kurikulum lebih fleksibel

Kurikulum terdahulu yang digunakan dalam skala nasional belum bisa memberikan fleksibilitas kepada para guru, khususnya dalam hal jam pelajaran yang ditentukan dalam per minggu.

 Baca juga: Aturan Baru Seragam Sekolah Siswa SD, SMP, SMA, Ada Pakaian Adat

Nantinya, arah perubahan kurikulum ini memberikan kebebasan bagi guru terkait jam pelajaran karena ditargetkan dipenuhi dalam satu tahun, bukan setiap minggu. Sehingga kelebihan bagi para guru dalam mengatur waktu lebih leluasa.

2. Fokus pada materi esensial

Tak sedikit peserta didik ataupun orang tua murid yang mengeluhkan akan padatnya materi pelajaran.

Materi pelajaran yang terlalu padat membuat tidak cukup waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

Oleh karena itu, ke depannya pembelajaran akan difokuskan pada materi yang esensial.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com