Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unpad Ungkap Langkah Mitigasi Bencana di Musim Hujan

Kompas.com - 15/10/2022, 11:07 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Tingginya curah hujan di Indonesia belakangan ini menyebabkan berbagai bencana alam.

Mulai dari banjir dan tanah longsor. Kondisi ini harus dibarengi dengan peningkatan kewaspadaan akan potensi bencana alam yang bisa saja terjadi di mana saja dan kapan saja.

Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr. Raden Irvan Sophian menjelaskan, ada dua potensi bencana yang kerap terjadi saat musim hujan, yaitu banjir dan tanah longsor.

Banjir bisa berupa genangan hingga luapan air dengan intensitas besar atau kerap disebut dengan banjir bandang.

Mengantisipasi dampak dari dua bencana tersebut, pengawasan dan kewaspadaan dini perlu dilakukan.

Baca juga: Beasiswa Pancakarsa bagi S1 Segera Dibuka, Ada Bantuan UKT Rp 10 Juta

Mitigasi bencana di musim hujan

Irvan mengungkapkan, mengenali wilayah yang ditempati dari sudut pandang potensi kebencanaan perlu dilakukan. Baik oleh masyarakat, lembaga terkait, ataupun oleh para peneliti melalui berbagai kajian.

Untuk antisipasi bencana banjir maupun longsor, Irvan mengungkapkan, ada beberapa upaya mitigasi yang bisa dilakukan masyarakat.

1. Kenali topografi wilayah

Pertama, masyarakat harus mengenal kondisi topografi wilayahnya. Apakah berada di hulu, hilir, punggungan, lembahan, atau dataran. Selain mengenal topografi, pengenalan kondisi lahan juga perlu diperhatikan.

Misalnya, apakah di wilayah hulu ada perubahan fungsi lahan, atau apakah kondisi sungai yang mengalir menjadi sempit karena pembangunan.

"Dengan memahami itu kita akan tahu daerah kita berpotensi banjir bandang atau berpotensi tergenang cukup tinggi," papar Irvan seperti dikutip dari laman Unpad, Sabtu (15/10/2022).


Baca juga: 18 Universitas Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2023, Ada Incaranmu?

2. Siapkan sistem peringatan dini

Irvan menjelaskan, langkah kedua dalam menghadapi bencana alam adalah menyiapkan sistem peringatan dini (early warning system).

Pengenalan topografi dan kondisi wilayah, lanjut Irvan, akan menentukan seberapa besar potensi bencana yang akan terjadi.

Hal ini juga mendorong masyarakat untuk waspada dan tahu lokasi mana yang bisa dipersiapkan untuk evakuasi apabila banjir sewaktu-waktu terjadi.

Selain itu, masyarakat juga bisa melakukan antisipasi dengan menempatkan benda-benda berharga di tempat aman. Selain itu juga menyiapkan perlengkapan yang sesuai dengan bencana banjir.

Baca juga: Dua Mahasiswa Unair Jadi Pembicara di FBI karena Bongkar Kasus Ini

Agar mitigasi berjalan optimal, upaya ini memerlukan koordinasi baik antarwilayah. Koordinasi wilayah hulu dengan hilir perlu dilakukan agar masyarakat bisa mengantisipasi sedini mungkin terhadap bencana banjir.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com