Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ayah Perokok Bisa Picu Balita Bronkitis? Ini Kata Dosen Unair

Kompas.com - 06/10/2022, 18:38 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Seperti yang diketahui bersama bahwa rokok dapat menimbulkan efek buruk pada kesehatan. Tidak hanya perokok aktif yang berisiko terkena efek buruknya, tapi perokok pasif juga memiliki risiko yang sama.

Efek paparan zat berbahaya rokok tidak mengenal usia mulai dari tua, dewasa, remaja, anak-anak hingga balita.

Baca juga: 5 Negara yang Penduduknya Paling Malas di Dunia, Indonesia Nomor 1

Beberapa waktu yang lalu viral sebuah peristiwa dimana balita berusia 11 bulan mengidap bronkitis.

Hal tersebut diduga karena ayah balita yang merupakan perokok aktif. Bronkitis merupakan peradangan saluran pernapasan bagian bawah.

"Bronkitis ini ditandai dengan keluhan batuk yang sering," ucap Dosen di Fakultas Kedokteran Unair, dr. Retno Asih Setyoningrum dalam keterangannya, Kamis (6/10/2022).

Namun peradangan ini diawali dengan munculnya keluhan pada saluran pernapasan bagian atas.

"Seperti demam, pilek, batuk ringan yang semakin lama batuk akan menjadi semakin sering," ucap dr. Retno.

Penyebab bronkitis umumnya berasal dari infeksi virus tapi pada beberapa kondisi bisa diakibatkan oleh kuman.

Bronkitis yang terjadi pada balita akan menimbulkan menumpuknya kuman pada saluran pernapasan sehingga akan mengakibatkan bronkitis terjadi secara berkepanjangan.

Adanya paparan asap rokok akan meningkatkan risiko terjadinya bronkitis pada balita.

Baca juga: Cerita Katherine, Mahasiswa yang Lulus Kuliah dari 2 Kampus Sekaligus

"Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa adanya paparan asap rokok secara pasif akan berisiko meningkatkan risiko terjadinya bronkitis," ungkap dia.

"Tidak hanya itu saja paparan asap rokok pasif dapat memperparah kondisi saat terjadi bronkitis sehingga akan menurunkan pertahanan saluran pernapasan," tambah dia.

Rokok yang dimaksud bukan hanya rokok tembakau yang dijual di pasaran, tapi rokok elektrik atau yang dikenal sebagai vapor memiliki risiko seperti rokok lainnya.

"Vapor itu mempunyai potensi yang sama seperti rokok tembakau," jelas dia.

Ada pula asap knalpot serta asap yang menjadi sumber polusi lainnya juga punya risiko yang sama.

Bronkitis akan terjadi secara berulang jika penyebab masalah tidak dihilangkan.

"Bronkitis bisa berulang bila faktor risiko yang menyebabkan masih ada. Seperti adanya paparan virus yang berulang dan paparan polutan (asap)," tutur dia.

Tidak hanya bronkitis saja yang dapat terjadi akibat paparan asap rokok tetapi ada beberapa gangguan pernapasan lain yang bisa terjadi.

Baca juga: Dosen Unair: Ini 4 Ciri Orang Punya Kesehatan Mental yang Baik

"Adanya paparan asap rokok berhubungan dengan risiko terjadinya dan keparahan semua penyakit infeksi saluran pernapasan atas sampai bawah seperti radang paru-paru. Selain infeksi ada asma bisa juga berhubungan dengan asap rokok," tutup dr. Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com