Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Literacy Festival 2022, Siswa SD-SMA Rilis Buku dalam Tiga Bahasa

Kompas.com - 17/09/2022, 15:37 WIB
Andia Christy,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Buku bisa menjadi jendela dunia bagi setiap individu yang gemar membaca. Sayangnya, minat baca anak-anak Indonesia masih tergolong rendah, yang akhirnya berdampak pada kemampuan membaca atau literasi yang kurang. Padahal, kemampuan literasi diperlukan untuk menjadi fondasi penting bagi bekal kemajuan generasi masa depan Indonesia.

Hasil skor PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2018 mendapati, kemampuan membaca siswa Indonesia ialah 371, berada di peringkat 72 dari 28 negara.

Literasi sendiri tak sekadar bisa membaca, melainkan kemampuan memahami bacaan. Kemampuan ini dapat membuka lebih banyak peluang ke dunia baru, memperluas pikiran anak-anak, hingga memberi perspektif yang berbeda. Selain itu, kemampuan literasi yang baik juga menciptakan individu yang berpengetahuan luas serta memiliki kompetensi sehingga mampu bersaing di masa depan.

Baca juga: Intip Perpustakaan Jakarta yang Estetik, Hidden Gem di Pusat Kota

Guna meningkatkan literasi membaca anak-anak, Sampoerna Academy berkolaborasi dengan Perpustakaan Jakarta menggelar Literacy Festival 2022 sekaligus merilis sebuah buku berisikan hasil karya para siswa, Jumat (16/09/22). Acara ini sekaligus untuk memperingati Hari Literasi Internasional dan bulan Gemar Membaca.

Rilis buku “Elidi & The Ancestor’s Garden”

Peluncuran buku “Elidi & The Ancestor’s Garden” menjadi bukti bahwa kesungguhan sekolah, guru serta pemerintah dapat mendorong siswa meningkatkan kemampuan literasi bahkan membuahkan karya.

Buku “Elidi & The Ancestor’s Garden” ditulis dan diilustrasikan oleh para siswa dalam tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris dan Mandarin.

Buku ini bercerita tentang seorang remaja bernama Elidi dengan karakter-karakter khasnya, seperti tidak sopan kepada orang tua, berantakan, lebih suka menghabiskan waktu dengan teman-teman dibanding keluarganya.

Baca juga: Bantu Guru Temukan Ide Kreatif PJJ, Sampoerna Academy Gelar DisruptED

Juga tentang tempat spesial bernama The Ancestor’s Garden, tempat beradanya semua memori dan pengetahuan yang orang-orang Elidi miliki sejak bertahun-tahun lalu. Elidi tidak begitu memedulikan taman ini sampai akhirnya sebuah insiden terjadi.

Penulis buku terdiri dari Cassia Florentine Basuki (Grade 4, SA BSD), Charlie Wijaya Zhang (Grade 10, SA L'Avenue) dan Victoria Elizabeth Franco (Grade 6, SA Medan).

Selain itu siswa-siswa Sampoerna Academy juga berkolaborasi sebagai ilustrator cerita seperti Dylan Geraldo Cayadi (Grade 8, SA Surabaya PI), Krisi Nohan (Grade 11, SA BSD) dan Hasna Mufidah (Grade 12, SA L'Avenue).

Dalam acara perilisan buku hadir pula Cassia Florentine Basuki, Charlie Wijaya Zhang, dan Hasna Mufidah sebagai perwakilan tim murid Sampoerna Academy untuk membagikan pengalaman mereka terkait proses pengerjaan buku ini.

Ketiganya merasa sangat senang atas dirilisnya buku versi cetak ini, usai tahun 2021 hanya terdapat versi digital.

Baca juga: 6 Tanda Anak Cerdas Secara Emosional dan Cara Mengoptimalkannya

Charlie, salah satu perwakilan siswa yang menulis, mengatakan proses penulisan buku berlangsung selama satu sampai dua bulan. Sementara ilustrasi memakan waktu dua minggu untuk bab ketiga yang diungkapkan oleh Hasna selaku ilustrator.

“Saya merasa senang, semangat, hebat, dan lega karena inilah yang saya tunggu-tunggu sejak tahun lalu untuk akhirnya menyentuh buku ini!” ujar Cassia penuh antusias.

Dalam pembuatan buku, para siswa juga turut menerapkan kompetensi 5C (Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Character).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com