Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Mata Pelajaran Dihapus, Kenali Dulu Tes Potensi Skolastik di UTBK

Kompas.com - 08/09/2022, 16:32 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tes Mata Pelajaran pada Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (UTBK SBMPTN) 2023 akan dihapus.

Kebijakan terbaru dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) ini disambut gembira banyak pihak.

Dengan dihapusnya tes mata pelajaran di UTBK SBMPTN 2023, mengurangi beban siswa untuk belajar soal khusus persiapan UTBK.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menerangkan, perubahan besar di jalur SBMPTN yakni meniadakan tes mata pelajaran.

Baca juga: Aturan Terbaru Seleksi Jalur Mandiri PTN: Tidak untuk Tujuan Komersial

Hanya ada tes skolastik di SBMPTN 2023

Oleh karena itu seleksi nasional berdasarkan tes kini berfokus pada pengukuran kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.

Dalam SBMPTN diganti dan disederhanakan hanya dengan tes skolastik yang mengukur:

1. Potensi kognitif, logika

2. Penalaran matematika

3. Literasi dalam bahasa Indonesia

4. Literasi dalam bahasa Inggris.

"Tidak ada lagi ada tes mata pelajaran dan hanya ada satu tes yang tidak berhubungan dengan penghafalan tapi lebih ke kemampuan bernalar, problem solving, potensi kognitif melalui tes skolastik," urai Nadiem Makarim dalam Peluncuran Merdeka Belajar Episode 22: Transformasi Seleksi Masuk PTN, Rabu (7/9/2022).

Baca juga: Dukung Perubahan Jalur SBMPTN, Orangtua: Beban Belajar Siswa Berkurang

Apa itu TPS UTBK?

Lantas apa itu sebenarnya Tes Potensi Skolastik atau TPS? TPS UTBK adalah tes yang mengukur kemampuan kognitif.

Kemampuan kognitif mencakup penalaran umum dan kemampuan pemahaman. Pada dasarnya materi TPS UTBK masih dalam ruang lingkup keduanya.

Dengan ada aturan seleksi materi ini, Nadiem Makarim berharap bisa tercipta suatu kepercayaan diri dan semangat bahwa setiap anak bisa punya kesempatan sama untuk masuk perguruan tinggi negeri.

Karena siswa tidak perlu ikut bimbingan belajar dan menghafal begitu banyak materi, tapi jika anak punya logika dan kemampuan bernalar yang baik, mereka punya kesempatan sama dibandingkan anak dengan latar ekonomi lebih baik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com