Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertarik Jadi Dokter Spesialis Kandungan? Ini Lika-Liku Pendidikannya

Kompas.com - 25/08/2022, 17:31 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Keberadaan dokter kandungan memiliki peran penting di masyarakat. Namun, tahukah kamu lika-liku perjalanan kehidupan menjadi seorang dokter spesialis kandungan?

Pada kegiatan Webinar kelompok 6 angkatan VI Diklat Pratugas Calon Dosen Tetap Universitas Airlangga (Unair) mengupas tuntas topik tersebut pada Rabu (24/8/2022).

Baca juga: Berkaca Korupsi Rektor Unila, Nadiem Ingin Investigasi Kampus Lain

Pada webinar itu menghadirkan pembicara Dokter Arif Tanjungseto. Dia merupakan dokter spesialis kandungan.

Dia berkisah perihal perjalanan pendidikan dan keseharian yang dialami ketika memilih pendidikan dokter dan saat menjalani koas (tahapan pendidikan profesi dokter yang dijalani di rumah sakit), hingga resmi menjadi seorang dokter umum dan mendapatkan gelar dokter spesialis.

Dia mengaku, rangkaian dari pendidikan seorang dokter harus menjalani masa koas beberapa tahun di rumah sakit yang telah menjadi mitra kampus.

Maka dari itu, bukan suatu perjalanan yang mudah ketika menjadi mahasiswa kedokteran.

Tak lupa, menjadi dokter adalah sebuah berkah.

Lantaran selain diberi kesempatan untuk bekerja mencari nafkah, tetapi juga sekaligus sebagai ladang beribadah.

Itu karena, banyak hal-hal yang harus dikorbankan, baik selama masa pendidikan terutama saat menjalani koas.

Baca juga: Korupsi Rektor Unila, Kemendikbud: Orangtua Jangan Cari Jalan Pintas Masukkan Anak ke PTN

"Banyak waktu yang tersita baik untuk keluarga, teman dan lainnya selama masa pendidikan," ungkap dia dilansir dari laman Unair, Kamis (25/8/2022).

Dokter Seto menyebut, lama pendidikan untuk bisa menjadi seorang dokter spesialis kandungan rata-rata mencapai 5-7 tahun.

Namun, seorang dokter muda akan menjalani masa koas. Kegiatan koas sesuai dengan implementasi Tri Dharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di rumah sakit umum daerah (RSUD) sesuai penempatannya.

Alasan memilih menjadi dokter spesialis kandungan

Dia menyebut ada beberapa alasan mengapa mengambil spesialis kandungan (SPOG).

Pertama, menjadi dokter spesialis kandungan turut membangun generasi masa depan.

Kedua, turut mendukung program pemerintah, terutama memberantas stunting dari sumbernya.

"Turut mengembangkan program pemerintah baik MDGs dan SDGs, terutama dalam hal stunting dari sejak dalam kandungan dan sang ibu," ungkapnya.

Dia memberi pesan, jika kamu sudah memiliki passion untuk menjadi mahasiswa kedokteran, maka harus ada perencanaan sejak awal agar berjalan sesuai dengan diharapkan.

Baca juga: Komisi X DPR Minta Pemerintah Hapus Jalur Mandiri PTN

"Apapun passion kamu harus direncanakan sejak awal. Menjadi seorang dokter tidak hanya semata-mata untuk bekerja tetapi juga sekaligus sebagai ibadah," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com