Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim GeNose C19 UGM Berhasil Publikasikan 2 Jurnal Internasional

Kompas.com - 23/08/2022, 16:49 WIB
Andia Christy,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

Dian mengaku, banyak para ahli, akademisi dan masyarakat ilmiah mempertanyakan mengapa publikasi GeNose tidak keluar lebih dahulu baru kemudian dilakukan hilirisasi agar tidak terjadi penolakan dan kontroversi.

Proses hilirisasi dalam kondisi pandemi normal umumnya publikasi dilakukan setelah uji klinis lalu pendaftaran ke Dirjen Farmalkes untuk mendapat izin edar.

Namun, dalam kondisi pandemi Covid-19, setelah proses uji klinis, hasil uji klinis dapat diajukan langsung ke pendaftaran izin edar, sembari menunggu proses publikasi.

"Bisa dibayangkan jika GeNose C19 saat itu mengikuti alur hilirisasi normal, selain pemanfaatan baru akan keluar pada tahun 2022 di mana kasus sudah tidak dominan sehingga hilirisasi tidak tepat waktu. Selain itu akan kalah jauh dengan breathalizer lain yang sedang diaplikasikan di dunia," tutur dia.

Saat ini, bilang dia, GeNose C19 sedang dalam proses perpanjangan izin edar sekaligus mengepakkan sayap ke Malaysia, Singapura, Jepang dan Kambodja.

Selain itu, juga dilakukan update berkala pada piranti lunak GeNose C19 ke versi terbaru 1.4.2 yang telah memiliki data base varian omicron, B.A. 3 dan B.A 5.

Rektor UGM, Prof. Ova Emilia menyampaikan, publikasi GeNose C19 dalam 2 jurnal bereputasi internasional tersebut menunjukkan pengakuan dari dunia bahwa metode identifikasi infeksi dengan metode volatile dapat diterima.

Hal ini memperlihatkan adanya pergeseran paradigma dalam proses identifikasi suatu infeksi.

Baca juga: Korupsi Rektor Unila, Kemendikbud: Orangtua Jangan Cari Jalan Pintas Masukkan Anak ke PTN

"Kalau dulu itu identifikasi dari hewannya, sekarang dilihat dari gejala dapat diidentifikasi dengan konsep data yang banyak sehingga terkumpul pola-pola yang mengarah pada penyakit tertentu," tukas Prof. Ova.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com