KOMPAS.com – Sebanyak 10 program studi (prodi) Universitas Airlangga (Unair) telah terakreditasi FIBAA (Foundation for International Business Administration Accreditation).
FIBAA merupakan lembaga akreditasi yang berbasis di Jerman.
Prestasi ini menambah jumlah prodi di Unair yang sudah mengantongi akreditasi di tingkat internasional. Saat ini Unair sudah memiliki 66 akreditasi bertaraf internasional.
Akreditasi internasional tersebut merupakan bentuk upaya Unair untuk meningkatkan kualitas pendidikan setara dengan kampus yang bereputasi internasional di luar negeri.
Baca juga: Dosen Unair Jadi Psikolog Tim Indonesia di ASEAN Para Games 2022, Begini Perannya
Melansir dari laman Unair, Sabtu (6/8/2022), Sebanyak 10 prodi yang berhasil meraih akreditasi FIBAA yaitu:
Dari hasil 7 prodi yang sudah terakreditasi, sebagian besar mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.
Baca juga: Seleksi Sarjana Terapan Unpad Diumumkan 8 Agustus, Cek Biaya Kuliahnya
Ada banyak kriteria yang melebihi persyaratan FIBAA (exceeds the requirements), dan ada juga kriteria yang exceptional.
Ketua Badan Penjamin Mutu (BPM) Unair Prof. Nurul Barizah mengatakan, hasil akreditasi ini menunjukkan kualitas prodi di Unair sangat bagus.
Menurut Prof. Nurul, ada lima kriteria atau standart utama yang harus dipenuhi dalam akreditasi FIBAA.
Prof. Nurul menerangkan, pada poin tersebut prodi harus memiliki tujuan yang jelas, learning outcome, dan profil lulusan yang sesuai standar nasional dan standar yang ditetapkan oleh FIBAA.
"Termasuk mengukur tentang posisi dari program studi pada pasar pendidikan, pasar tenaga kerja, dan keberadaan studi program dikaitkan dengan konsep pendidikan tinggi secara keseluruhan," terang Prof. Nurul.
Baca juga: Beasiswa Chevening 2023/2024 Dibuka, Cek Timeline Pelaksanaannya
Kompetensi lulusan untuk bisa bekerja dan berkompetisi pada pasar kerja internasional juga menjadi salah satu aspek penilaian pada bagian ini.
Prof Nurul menjelaskan, aspek kurikulum memiliki porsi besar pada penilaian. Untuk konteks ini, kurikulum prodi didesain dengan memperhatikan aspek internationality. Sehingga setelah lulus, mahasiswa mempunyai bekal skill yang bagus untuk mampu berkompetisi di pasar global.
Dia menambahkan, aspek ini menilai apakah model penerimaan mahasiswa memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa baru untuk bertanya dan konseling mengenai studi program.
"Selain itu, proses penerimaan mahasiswa baru juga harus dipastikan transparan, tidak diskriminatif (adil) tanpa memandang gender, ras, suku, dan lain lain," papar dosen Fakultas Hukum Unair ini.
Baca juga: Telkom University Buka Jalur Prestasi Akademik 1, Pakai Nilai Rapor
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.