Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UPN Jogja Dampingi UMKM Kerupuk di Bantul, Produk Jadi Bervariasi

Kompas.com - 03/08/2022, 10:38 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membawa dampak di berbagai sektor. Salah satunya pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kerupuk di Gondosuli, Imogiri, Bantul, DIY.

Untuk membantu meningkatkan eksistensi UMKM tersebut, Tim Pengabdian kepada Masyakarta (PKM) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPN Jogja) melakukan pendampingan.

Menurut salah satu pemilik usaha Kerupuk Gondosuli, Parjiyo, saat pandemi Covid-19 UKMK Kerupuk Gondosuli mengalami kesulitan dalam operasional dan memasarkan produk.

Baca juga: Michelle, Pebisnis Muda dan Wisudawan Terbaik UPN Jogja Beri Tips Manajemen Waktu

Selain itu, daya beli masyarakat juga menurun. Padahal, kerupuk olahan dari UMKM tersebut menjadi mata pencaharian penduduk setempat.

"Kerupuk olahan ini jadi mata pencaharian penduduk setempat. Bahkan ada yang hanya mengandalkan menjual kerupuk sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/8/2022).

Dikatakan, dalam keadaan normal, sekali produksi bisa menghasilkan 150 kilogram kerupuk mentah berbahan ketela.

Namun produksi sempat menurun dan vakum karena bahan dasar kerupuk semakin mahal, dan minat beli masyarakat juga menurun.

Kondisi ini menjadi salah satu alasan Tim PKM UPN Jogja tergerak untuk melakukan pendampingan bagi UMKM tersebut.

Baca juga: UPN Jogja Buka Pendaftaran Calon Rektor, Ini Persyaratannya

Sebelumnya kerupuk kurang inovatif

Sementara, Ketua Pelaksana PKM UPN Jogja, Purbudi Wahyuni menyatakan berdasarkan temuannya warna kerupuk dan kemasan produk kerupuk Gondosuli kurang inovatif.

Selain itu, pemasaran yang dilakukan masih tradisional. "Selama ini kerupuk diproduksi hanya satu warna saja yakni putih. Untuk kemasan hanya dimasukkan ke dalam plastik biasa dan beratnyapun tidak bervariasi," terang Purbudi.

Akhirnya, tim PKM UPN Jogja membuat program pendampingan berupa pelatihan pembuatan warna alami kerupuk dari tanaman di sekitarnya, seperti kunyit, bunga telang, pandan, kulit buah naga dan wortel.

"Pewarna alami ini sangat mudah di dapat dan diolah serta tanpa bahan kimia, sehingga aman untuk dikonsumsi," imbuh Purbudi.

Tak hanya itu saja, tim juga menggelar pelatihan cara pengemasan produk yang menarik. Kemasan dibuat dalam berbagai ukuran dengan merek dan label yang jelas.

"Dalam kesempatan tersebut, dosen-dosen UPN Veteran Yogyakarta juga membantu UMKM membuat sertifikat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)," tambah dia.

Baca juga: Mobil Berbahan Bakar Kimia Inovasi Mahasiswa UPN Jogja Raih Prestasi Internasional

Terakhir, lanjut Purbandi, tim juga melatih UMKM Kerupuk Gondosuli untuk bisa memanfaatkan media sosial sebagai salah satu media pemasarannya.

"Pelatihan dan pendampingan terhadap UMKM Kerupuk Gondosuli diharapkan dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat Gondosuli," harap Purbudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com