“Ini menjadi PR kita bagaimana mendobrak agar Indonesia seperti Bali. Dalam artian sangat dikenal, perlu branding,” ujarnya.
Jika menelisik sejarah Indonesia, dahulu pemerintah Hindia Belanda sudah mempromosikan Bali sejak tahun 1920-1930-an, yang kala itu menjadi era keemasan dunia pariwisata.
Bali dengan keragaman budaya dan agama mampu berbaur dan menyatu menjadi ciri khasnya tersendiri yang menjadi daya tarik wisatawan.
Bali terkenal dengan banyaknya guru spiritual dan aktivitas yoga yang dilakukan. Tak heran Bali menjadi kiblat bagi spiritualitas.
Hal ini dibuktikan dari banyaknya orang berbondong-bondong ke Bali dengan tujuan penyembuhan, yoga, dan proses menemukan jati diri.
Bukan hal yang aneh ketika pengunjung datang ke Bali untuk merasakan tarikan kosmik di pulau tersebut.
Baca juga: Pakai Sunscreen atau Day Cream Dulu, Ya?
Dijelaskan dalam istilah spiritual, karena chakra bumi, atau garis Ley yang berpotongan di Bali, menjadikannya salah satu dari tujuh titik di dunia di mana energi “Mother Earth’s” paling tinggi.
Jika kamu termasuk orang yang aktif berselancar di media sosial, tentu sering menjumpai unggahan artis atau influencer yang pergi ke Bali untuk melakukan tradisi Melukat.
Melukat merupakan salah satu tradisi umat Hindu di Bali yang memiliki makna pembersihan jiwa dari hal negatif.
Ritual menyucikan diri dengan air suci ini ditujukan memperoleh kebaikan dan menjauhkan dari unsur-unsur negatif, seperti mimpi buruk, rasa resah, dan lainnya.
Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Profesor I Gede Pitana mengatakan, melukat makin dikenal karena tren wisata spiritual di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara, dan dapat dilakukan oleh siapa pun.
Dengarkan secara lengkap perbincangan seru Wisnu Nugroho bersama Ulin Yusron dalam siniar Beginu, yang bisa diakses melalui tautan berikut https://dik.si/beginu_ulin2.
Simak juga episode terbaru Beginu yang tayang tiap hari Rabu. Dengan pembahasan seputar paradoks kehidupan, mengungkap yang nyata dibalik ‘fakta’, yang dipandu oleh Wisnu Nugroho; jurnalis, penulis, dan pemimpin redaksi Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.