Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Guru Berhenti Belajar, Selesai Sudah Pendidikan Indonesia

Kompas.com - 06/07/2022, 07:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Kalau guru berhenti belajar, guru berhenti berkreasi, maka selesai sudah pendidikan di Indonesia.

Sepenggal pepatah sederhana penuh makna dipaparkan Direktur Dasar Tanoto Foundation, Ari Widowati di depan para guru dan Kepala Sekolah binaan Program PINTAR Penggerak di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.

Pasalnya, semangat guru untuk terus belajar, didapati mampu mencegah terjadinya learning loss atau kehilangan pembelajaran akibat pandemi Covid-19.

Bahkan, semangat guru untuk berinovasi, mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Belinda Tanoto, selaku Dewan Pembina Tanoto Foundation menjelaskan bahwa 76 persen guru mitra program PINTAR sudah berinovasi untuk menerapkan pembelajaran aktif, naik dari 42 persen pada tahun 2018.

Baca juga: Wujudkan Pembelajaran Aktif Berfokus pada Murid, Tanoto Foundation Latih 960 Guru

Berdasar evaluasi dari dampak pelatihan guru di program PINTAR tersebut, pencapaian siswa di sekolah mitra cenderung stabil, meskipun dua tahun tidak bertatap muka.

Itulah mengapa, peningkatan kualitas tenaga pendidik atau guru, dinilai Belinda merupakan jalan efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

“Ini bisa tercapai karena kontribusi dan dedikasi para pendidik,” ucapnya dalam sambutan acara Tanoto Facilitator Gathering (TFG), yang berlangsung secara hybrid, Senin-Selasa (4-5//2022).

Mengintip ragam praktik baik guru-guru Indonesia

Sejak tahun 2021, Tanoto Foundation berkolaborasi dengan Kemendikbud Risek melalui melalui Program PINTAR Penggerak telah hadir di 4 kabupaten mitra.

Yakni Kabupaten Kampar (Riau), Kabupaten Muaro Jambi (Jambi), Kabupaten Tegal (Jawa Tengah) dan Kabupaten Kutai Barat (Kalimantan Timur) untuk melatih dan mendampingi kepala sekolah, guru dan orangtua di 263 SD dan SMP.

Baca juga: Guru Penggerak: Tugas Guru Menuntun Murid, Bukan Menuntut Nilai Tinggi

Manfaat pelatihan dan pendampingan tersebut dirasakan oleh Saridewi, seorang guru matematika di SMPN 3 Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.

Saridewi, seorang guru matematika di SMPN 3 Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.Dok. Tanoto Foundation Saridewi, seorang guru matematika di SMPN 3 Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.

Dewi mengatakan, pelatihan yang didapatkan selama mengikuti program PINTAR mendorongnya untuk berani menghadirkan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswanya.

Sebab, Dewi memiliki keinginan mulia, yakni membuat siswanya menikmati pelajaran matematika. Ia mengatakan, matematika semestinya bukan untuk ditakuti.

Ia pun memutar otak, hingga akhirnya tercetus ide untuk mengajarkan matematika melalui permainan, salah satunya ular tangga.

"Inginnya matematika digemari, bukan ditakuti. Karena selama ini kan ditakuti. Jadi, makanya saya berpikir bagaimana cara yang bagus supaya kita bisa mengaplikasikannya ke dalam permainan," ucap Dewi di sela acara kunjungan Kemendikbud Ristek di SMPN 3 Tapung sebagai rangkaian dari acara Tanoto Fasilitator Gathering.

Baca juga: Lulusan S1 Mau Jadi Guru? Daftar Pendidikan Profesi Guru Kemendikbud 2022

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com